Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia
mengacu pada campuran (crossover) beberapa genre musik
kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa
yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Sawahlunto mirip
dengan Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi
alat-alat musik gamelan
sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam
kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang
disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending.
Salah satu group Campur Sari di Kota Sawahlunto |
Dalam perkembangan music campur sari di sawahlunto, bukan
hanya lagu- lagu jawa bisa dimainkan lagu daerah lainnya juga dapat dimainkan
dengan campur sari seperti lagu minang, batak dan lagu lagu pop. Begitu juga
dengan pemain campur sari di Sawahlunto bukan dari etnis jawa saja, masyarakat
etnis lain yang ada di Kota Sawahlunto juga bisa bergabung dengan group music
keroncong ini.
Ada beberapa group campur sari yang masih eksis dan
berkembang di Kota Sawahlunto seperti Group Campur Sari Irama Masa, Group
Campur Sari Bina Nada, dan Group Campur Sari Tombo Ati. Group tersebut aktif
dalam kegiatan agenda kota Seperti Hari Jadi Kota, pentas seni, dan event
kesenian yang diadakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto.
0 Responses So Far:
Posting Komentar