This is an example of a HTML caption with a link.

Senin, 08 Januari 2024

STOOMWALS / STEAM ROLLER

STOOMWALS / STEAM ROLLER

==========

MESIN GILING


Pemandangan unik terlihat ketika kita baru memasuki rumah Dinas Walikota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Ketika mengarahkan pandangan sebelah kiri dari gerbang masuk atau berhadapan langsung dengan pos security, pandangan kita akan disguhkan pada  sebuah monumen alat berat tempo dulu yang dipajang dan ditata sesuai dengan estetika Taman pada rumah dinas tersebut. 



Alat berat tersebut bisa dibilang langka bernama Stomwals. Menurut informasi dan dokumentasi pada papan informasi, alat tersebut biasa digunakan untuk meratakan tanah dalam pembuatan jalan beraspal pada dahulunya di Sawahlunto. Untuk menggerakanya memakai tenaga uap, hasil pembakaran batu bara.

 

Sebelum dikonservasi seperti pada saat ini, alat berat tersebut dipajang di kawasan MuseuKereta Api dengan kondisi yang belum dirawat dan belum dicat saat itu. Kemudian setelah dikonservasi oleh pihak terkait, barulah dipajang sebagai benda cagar budaya yang telah teregistrasi dan juga sudah ditambah informasi tentang benda tersebut.

 





Minggu, 07 Januari 2024

SRIKANDI SAWAHLUNTO HADIR DI PANGGUNG SPEKTAKULER KONSER KARAWITAN SOLO 2023

SRIKANDI SAWAHLUNTO HADIR DI PANGGUNG SPEKTAKULER KONSER KARAWITAN SOLO 2023

(Syukri, S.Sn)



Sawahlunto yang dikenal dengan Multietnis sebagai dampak sosial budaya atas aktivitas tambang zaman Belanda yang telah mendatangkan berbagai suku bangsa di Sawahlunto turut mempengaruhi kesenian-kesenian di Kota Warisan Budaya Dunia yang telah ditetapkan UNESCO di Abarzaijan pada 6 Juli 2009.

 

Kesenian Minang, Jawa, Batak, Sunda, Tionghoa saling berdampingan mengisi ruang-ruang publik di Kota Sawahlunto, baik pada Event tingkat Kota, Provinsi dan Nasional bahkan Internasional sebut saja Keroncong, Campur Sari, Randai, Shalawat Duluang, Talempong Pacik, Campur Sari, Wayang Kulit, Taganing yang selalu dijaga kelestariannya oleh Masyarakat pendukung kesenian tersebut.


Sanggar Srikandi salah satu Kelompok Musik dengan kekuatan Bina Vokalia dan Musik Karawitan Khas Jawa dengan beranggotakan dominan terdiri dari Perempuan, ibu-ibu paruh baya dan Mahasiswi di Kota Sawahlunto telah memperlihatkan eksistensinya dalam upaya Pelestarian Kebudayaan sesuai dengan Amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

 

Srikandi memenuhi Undangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta untuk menghadiri Event Konser Karawitan 2023 yang dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 23 Oktober 2023 di Halaman Balai Kota Surakarta. Panitia memberi tema kegiatan ini dengan tajuk “"Konser Karawitan "Gaung Gongso Membahana" menghadirkan tabuhan gamelandari Solo, Semarang, Banyumas, Banyuwangi, Bali, dan Sawahlunto. Suatu pengalaman musik instrumen tradisional yang menggelegar, karya diciptakan khusus untuk memukau anak muda dan memperkenalkan mereka pada keindahan musik gamelan. Kegiatan ini sekaligus bagian dari rangkaian memperingati hari Sumpah Pemuda.

 

Kesempatan yang luar biasa didapatkan oleh Sanggar Srikandi, karena mendapat kehormatan undangan Group di luar Pulau Jawa yang notabene adalah Sarangnya Gamelan, bersama dengan Bali hadi di Panggung ini. Peserta lainnya berasal dari Semarang, Banyuwangi, Serengan dan kelompok Gamelan Lokal Surakarta.


Dengan menghadirkan kekuatan team 8 orang, Srikandi mengangkat tema Gelanggang Suara dengan merepresentasikan budaya multikultural kedalam media bunyi dan vokal mempersembahkan karya komposisi musik dengan mengunakan instrument perangkat gamelan Jawa dan perangkat alat  musik Minangkabau.



Gelanggang Suara diawali dengan alunan Bansi alat tiup tradisional Minangkabau oleh musisi perempuan di iringi dengan Kaba yang menyampaikan sejarah Kota Sawahlunto dan diperkuat oleh tampilan visual art terkait Profil Kota Sawahlunto. Kehadiran musik talempong pacik datang dari samping panggung mengambarkan arak-arakan datangnya para pekerja tambang ke Sawahlunto. Narasi-narasi multikultural dilahirkan melalui dendang-dendang Minang dan Saling bersahutan dengan Lantunan Vokal khas Jawa yang dibawakan salah satu personil Pria. Vokal Solo pendendang mengantarkan jembatan melodi menuju lagu Sawahlunto Idaman dengan iringan Musik Gamelan, dilanjutkan dengan Lagu-lagu garapan bertema Sawahlunto yang diiringi Ansambel Karawitan Gamelan. Garapan ritmis memperkuat karya Gelanggang Suara dengan pengolahan tabuhan gendang sunda yang bersahutan atau “responsorial” dengan variasi tepukan tangan dan tamborin. 


Semangat Sanggar Srikandi untuk memperkenalkan Budaya Sawahlunto di Luar Provinsi perlu di Apresiasi dan diharapkan menjadi Motivasi bagi Kelompok seni dan Komunitas penggiat seni di Kota Sawahlunto agar terus berkarya dan melestarikan budaya sehingga bisa dilirik juga oleh para kurator Festival di tinggkat Nasional maupun Internasional untuk dapat mempresentasikan hasil hasil karya yang telah diproses pada dapur produksi masing-masing kelompok. 








Rabu, 03 Januari 2024

Sales Promotion Hotel Gran Malindo Bukittinggi 2008

 Cerita Hari ini, hotel Gran Malindo Kit Tenggi

=======
Foto Bersama Team Marketing Gran Malindo
I
seng iseng juga bongkar file album foto di laptop.
Melihat postingan kawan2 yang dulu dan hingga sekarang masih setia di Hotel Gran Malindo Hotel dimana hari ini merayakan ulang tahun.
Foto ini diambil berlokasi di Masjid An-Anur Pekan Baru. Saat itu ada kegiatan Sales Promotion oleh Bidang Marketing ke kota Pekanbaru.

Saya saat itu merasa sangat bersyukur, sebagai karyawan yang masih dalam masa training selama 3 bulan mendapat kesempatan itu bisa ikut bersama dengan General Manager saat itu Bapak Edison Katik Basa sebagai kepala tim, Pak Didi Rank Kiktinggi head HK dan Laundry, Abang Mos Jony Head Marketing Pak Syofdinal Nank Bang Afrido Putra Pak Agus Sasimintarso pada waktu itu Head Accounting dan Bapak Driver, lupa namanya dan bro @Ca’i Doank raja Nasi goreng.
Kegiatan berlangsung 2 hari, dengan pola door to door kesetiap ruko sepajang jalan sesuai pembagian tugas. Untuk hari pertama saya mendapat tugas (lupa juga duet dengan siapa) mulai dari pasar pagi arenka di jalan raya pekan, lanjut ke simp panam di tahun 2008 Ruko belum se ramai sekarang dan lalu lintas pun tidak padat sehingga menyebrang jalan antar ruko termasuk hal yang mudah.
Dihari kedua, saya mendapat bahagian tugas sepanjang jalan Riau, jika diulang lagi napak tilas dengan jalan kaki lumayan capek juga, hahaha.
Apa yang dikerjakan selama dua hari, kami membagikan bahan-bahan publikasi dan informasi tentang hotel Gran Malindo serta diskon diskon khusus yang di rancang pada waktu itu.
Kenapa Saya di ajak, kan karyawan baru dan belum 100% menjadi staff pada divisi House Keeping. Begini ceritanya…. Pada suatu hari… opss bukan begitu juga cara penyampaiannya…
Begini, waktu awal tahun pihak management Hotel mengadakan sayembara Pembuatan Visi Misi Hotel Grand Malindo, saat itu disosialisasikan langsung oleh Bapak GM kepada seluruh karyawan dan karyawati, selesai makan siang di ruang rapat dekat ruang kitchen. Reward untuk pembuat visi misi terbaik waktu itu disampaikan akan ada semacam uang pembinaan yang kalau dihitung-hitung waktu itu melebihi dari gaji yang saya terima sebanyak 80% dari gaji pokok selama 3 bulan masa training.
Reward menjadi motivasi utama saat itu, sehingga saya putuskan untuk ikut berkompetisi bersama senior-senior lainnya yang telah lebih dahulu mencicipi asam garamnya dunia perhotelan, sedangakan saya 6 tahun terakhir bergelut di dunia musik tradisional Minangkabau, walaupun selama 3 tahun juga pernah menduduki Bangku SMKN 2 Bukittinggi dengan Jurusan UPW (Usaha Perjalanan Wisata) yang kemudian berubah nama menjadi UJP (Usaha Jasa Pariwisata)
Bermodalkan pengalaman yang ada ditambah sedikit skill pengolahan data digital, saya coba menawarkan konsep visi misi dengan Format PPT memakai Aplikasi Microsoft Power Point. Olah kata olah gambar dan foto, diberi animasi text ditambah dengan backsound Instrumentalia Talempong lagu ayam den lapeh, asyik juga membayangkan hasilnya waktu itu seolah-olah seorang narasumber sedang mempresentasikan sebuah konsep promosi jasa.
Hasil olahan kata dan data yang dirumuskan kedalam Visi dan Misi tersebut, saya Burning kedalam kepingan Disk Blank atau VCD kosong, di desain label CD sedemikian rupa lalu di cetak menggunakan Kertas Label Cd yang di beli di toko komputer dekat jenjang gudang, kemudian di print sendiri di rumah.
Saat batas pengumpulan bahan sayembara tiba, kami beberapa orang peserta mengumpulkan bahan usulan masing-masing secara bergantian, saya intip-intip bahan yang disiapkan Kawan-kawan nampak dalam amplop kuning batang padi dan sebagian dalam map. Serasa akan melamar pekerjaan kembali rasa rasanya. Ternyata hanya saya sendiri yang memberikan penawaran berbeda dengan mengumpulak sebuah Compact Disk dengan label Foto bangunan depan Hotel Gran Malindo.
Lupa entah berapa lama waktu setelah pengumpulan data tersebut, saya dipanggil oleh Bapak GM dan beberapa pimpinan waktu itu, intinya disampaikan bahwa sayembara dibatalkan karena peserta tidak sebanyak yang diharapkan di awal, artinya tingkat partisipasi karyawan untuk sayembara tersebut sehingga harapan mendapatkan rewardpun pudar.
Tapi ada hal menarik yang disampaikan saat itu, atas karya Visi dan Misi yang saya sampaikan sebelumnya, saya ditawarkan untuk membuat Video Profil Gran malindo yang di konversi menjadi Format video dan bisa di Playback pada perangkat VCD player, dan Produk tersebut akan dibawa pada kegiatan Sales dan Marketing ke Pekanbaru.
Merenung sejenak, mempertimbangkan tawaran menarik sekaligus mengasah skill di dunia publikasi digital, tanpa ragu ragu saya sampaikan kesanggupan untuk membuat proyek ini.
Berbekal kemampuan dasar tadi saya maksimalkan hasil yang bisa didapat agar output yang diharapkan pihak management bisa sesuai ekspetasi. Proses produksipun di kawal langsung oleh Bapak Edison yang turut datang langsung ke rumah kontrakan kami saat itu beralamat di Gang Swadaya Bukittinggi.
Kembali ke Pekanbaru, saat saat berkegiatan ada hal hal menarik yang bisa diceritakan diantarana senda gurau pimpinan dan karyawan yang pecah saat itu, apalagi gurauan gurauan saat jam makan.
Malam itu sesampainya di Pekanbaru, kami langsung mencari tempat makan pinggir jalan Ampera di jalan sudirman, yang menariknya saat itu si Bapak driver tampak lahap menyuap nasi dengan lauk gulai Khas Minangkabau, dengan sedikit nasi yang masih tinggal dalam Mulut beliau memanggil pelayan dan suara agak sedikit keras meminta “Tambuah Tunjang Ciek” dengan sigap sang pelayan membawa satu porsi lauk dengan piring kecil ke hadapan pak driver, beberapa detik semua terdiam melihat ke arah piring dan serentak tertawa terbahak karna dalam piring berisi satu porsi gulai Udang. Salah seorang team kami menyela “Pak ndak salasai salasai mangunyah alah mangecek, sahinggo malasuih lasuih se nan tadanga tu contohnyo ha… di mintak tunjang nan tibo udang” semua kembali serentak tertawa karna gigi depan pak driver yang kurang alias ompong menambah kurang tepatnya artikulasi penyampaian kata.
Keesokannya, pada saat makan siang juga terjadi kehebohan gelak tawa diantara kami. Kembali mencari rumah makan ampera di kawasan pasar, agar selera keminangan melalui makanan ini terpenuhi.
Setelah masing-masing kami menyampaikan lauk yang diinginkan didepan pintu masuk Ampera, secara bergantian mencari tempat duduk di salah satu meja panjang agar bisa duduk berhadapan dan bisa saling menceritakan pengalaman masing masing selama kegiatan pada lokus masing-masing.
Bapak GM langsung berteriak seolah-olah marah (Oiii sia House keeping nan karajo ndak salasai tadi ko, ko toilet paper dari kamar bara tadi ko yang bapindahan ka ateh meja ko) semua juga serentak ketawa, karna keseharian kami khususnya House Keeping bertugas me cek dan menambah toilet paper pada kamar kamar tamu di hotel.
Semua mata tertuju pada gulungan tisu yang terletak di samping Botol bekas bir berwarna hijau di depan kobokan yang masih kosong. Sepertinya Toilet paper dijadikan tisu sebagai lap tangan untuk selesai makan, mungkin saja karna pertimbangan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan pemakaian tisu pada umumnya.
Demikian cerita hari ini, Selamat Ulang Tahun Gran Malindo, walaupun hanya bergabung 8 bulan lebih sekian hari, masih banyak kisak kisah selanjutnya yang bisa saya ceritakan.



Radio Cimbuak.net