Arak Arakan "Kirab Seribu Apam" di Pasar Sawahlunto |
Sawahlunto, Kota Wisata Tambang nan Berbudaya, dari dulu, sejak era
Hindia Belanda dikenal luas sebagai ‘kota tambang batubara’. Berkah kekayaan
sumber daya batubara telah menarik banyak orang dan bangsa, etnik-suku untuk datang
ke daerah yang terletak di Lembah Lunto ini. Bahkan berbagai etnik dari
berbagai suku bangsa dimobilisasi kolonial Belanda ke Sawahlunto untuk
menggerakkan aktivitas penambangan batubara. Waktu berjalan, puluhan sampai
berabab lamanya, Sawahlunto menjadi tempat hidup banyak orang dari berbagai
latarbelakan
Diantara sekian banyak etnik yang
eksis keradaannya di Sawahlunto etnik Jawa disebut-sebut sebagai etnis terbesar
setelah etnik lokal Minang. Setiap etnik hidup berdampingan dalam adaptasi
kultur dan budaya yang berkembang di Sawahlunto. Kita dengan mudah menemukan
berbagai kebudayaan masyarakat Jawa-Sawahlunto. Dalam berbagai perhelatan
kebudayaan Jawa turut serta dan memainkan perannya.
Baru-baru ini pada hari kamis
tanggal 24 Januari 2013, dalam rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad dalam
Wisata Budaya dan Religius di Sawahlunto digelar sebuah kirab yang dinamai Kirab Seribu Apem. Selain menyambut
Maulid Nabi Muhammad, Kirab Seribu Apem
juga sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih tak terhingga kepada Gusti
Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rezeki pada umat manusia. Selain itu
kegiatan ini adalah bentuk silaturahmi masyarakat keturunan Jawa yang telah
lama hidup di Kota Wisata Tambang Berbudaya.
Kegiatan berupa arak arakan
budaya kejawen ini boleh dibilang
pertama kali digelar di Sawahlunto dan dilaksanakan oleh Paguyuban Sapu Jagad
yang lokasi markasnya tidak begitu jauh dari gerbang menuju Objek Wisata Puncak
Polan di Tanjung Sari. Walaupun paguyuban ini relatif baru lahir, beberapa
tahun belakangan tetapi sudah menampakkan eksistensinya dalam mengembangkan
budaya kampung halaman mereka. Paguyuban ini juga rutin berlatih mengembangkan
seni budaya seperti; tarian, atraksi kudakepang, pembuatan topeng khas Jawa dan
barongan sebagai properti pertunjukan kuda kepang.
Kegiatan Arak Arakan
Kirab 1000 Apem, membawa tandu
gunungan setinggi kurang lebih 2,5 meter berisi makanan khas daerah yang di
sebut apem yang terbuat dari tepung beras. Gunungan apem ini diarak mulai dari
Kantor Camat Lembah Segar daerah Tanjung Sari menuju Lapangan Segi Tiga di
depan Kantor PT. BA UPO melalui Pasar dan sebagian “Kota Lama” Sawahlunto.
Tidak hanya gunungan apam yang di
arak keliling Kota Tua Sawahlunto,
tandu gunungan tumpeng dan tandu buah buah disemarakkan dua buah ondel ondel dalam
barisan arak-arakan. Tidak ketinggalan barisan penari kuda kepang dengan musik
pengiring atraksi kuda kepang. Masih diramikan lagi oleh tim Marsal Komunitas Motor Sawahlunto dan Komunitas Sepeda Tua Ontel dan pakaian
pengantin khas Jawa.. Arak-arakan mengambil titik start di Kantor Camat Lembah
Segar. Sebelum arak-arakan dimulai didahului pembacaan do’a bersama dan
penyerahah gunungan dari Camat kepada Paguyuban Sapu Jagad. Selanjutnya
arak-arakan menempuh perjalanan melewati daerah Tanjung Sari-Kelok S-Pasar Sawahlunto-Pasar
Remaja-Jalan di depan Hotel Ombilin/Gedung Pusat Kebudayaan dan finish di Lapangan Segitiga.
Arak Arakan Gunungan tumpeng, dan buah hasil panen |
Finish di Lapangan Segitiga,
arak-arakan di sambut dan di serahkan kepada
Wali Kota Sawahlunto untuk selanjutnya diserahkan kembali kepada
masyarakat Sawahlunto. Ketika Wali Kota Sawahlunto memulai sambutannya,
masyarakat bersiap menunggu rebutan apem. Masyarakat semakin merapat dan
semakin mendekati gunungan apem dan tumpeng. Seperitnya mereka sudah tidak
sabaran untuk mendapatakan berkah gunungan apem dan tumpengan. Pembagian dan
berebut gunungan dan tumpengan dan berkahnya pun berlangsung ramai. Acara kemudian
acara dilanjutkan dengan atraksi ondel ondel dan penampilan tarian kudang
kepang, dan juga atraksi ekstrim seperti membuka sabut kelapa dengan gigi,
memakan kaca atau beling, hingga memecahkan kelapa dengan kepala.
Bagaiamana Persiapan Kirab Seribu Apem di Sawahlunto?
1.
Pembuatan tandu/kerangka tempat
penempatan apem dan tumpeng serta tempat jajanan pasar dimulai hari selasa
tanggal 15 Januari 2013, yang diawali dengan pencarian bambu yang akan
digunakan untuk pembuatan tandu
Bahan bahan terdiri dari :
a.
Bambu kuning
b.
Kayu
c.
Bambu hijau
d.
Atap rumbia
Proses
pembuatan tandu diawali dengan penebangan bambu oleh pimpinan paguyuban yang
diawali dengan ritual/zikir. Selanjutnya bambu yang ditebang didiamkan selama 2
hari 2 malam, setelah itu barulah dilakukan pembuatan kerangka tandu. Pembuatan
kerangka ini memakan waktu + 7 hari.
2.
Pada tanggal 23 Januari 2013, dilakukan pembuatan apam dari
nasi tumpeng yang diawali dengan zikir bersama pada jam 20.00 wib yang
dilakukan oleh seluruh anggota paguyuban dan beberapa tokoh masyarakat, yang
diawali dengan pencucian beras pertama oleh pimpinan paguyuban untuk selanjutnya dimasak
sebagai bahan pembuatan tumpeng yang akan dibawa pada acara kirab 1000
Apem.
Proses pembuatan apem diserahkan kepada Masyarakat yang
ahli dalam pembuatan apem tersebut. Sedangkan proses pembuatan apem tersebut dimulai
pada malam pergantian hari pada jam 24.00 Wib tanggal 23 Januari 2013.
3.
Kegiatan Kerap Seribu Apem
Diawali dengan doa bersama yang dihadari
oleh tokoh masyarakat didepan Kantor Camat Lembah Segar Kota Sawahlunto,
kemudian tokoh masyarakat menyerahkan kepada Bapak Camat untuk diserahkan kepada
ketua paguyuban untuk diarak keliling Kota Sawahlunto. Sesampainya di alun-alun
Kota Sawahlunto diserahkan kepada Bapak Walikota Sawahlunto, kemudian apem
tersebut diserahkan kepada masyarakat untuk diperebutkan.
Tentatif Acara Kirab 1000 Apem
1.
Pukul 09.00Wib : Berangkat dari sekretariat Paguyuban Sapu Jagad menuju kantor Camat Lembah Segar
2.
Persiapan di Kantor Camat Lembah Segar
3.
Pukul 13.30 Wib : Berangkat Dari Kantor
Camat Menuju Pusat Kota Sawahlunto.
4.
Pukul 15.00 Wib : Pembukaan Acara
Yang Dibuka Oleh Bapak Walikota Sawahlunto
5.
Pukul 15.30 Wib : Penyerahan Arak-Arakan
Seribu Apem Oleh Anggota Paguyuban Kepada Toko Masyarakat.
7.
Pukul 16.00 Wib : Penyerahan Arak-Arakan
Kepada Masyarakat Untuk Diperebutkan
8.
Pukul 16.00 Wib s/d Selesai pagelaran dari group Sapu
Jagad dengan Atraksi
seni-budaya ondel-ondel
dan kuda kepang
3 Responses So Far:
mantap.....tradisi yang harus dipertahankan untuk menambah kazanah budaya di kota sawahlunto
kami dari keluaraga besar paguyuban KI SAPU JAGAD mengucapkan terima kasih kepada PALANTA BUDAYA yang telah memuat dan mempromosikan acara kami,tunggu event terbaru dari kami
terima kasih kami Ucapakan atas apresiasi terhadap blog kami kepada Paguyuban Sapu Jagad, oke kami akan tunggu acara selanjutnya dan kami tunggu profil group untuk kami posting di sini.
Salam Budaya
Posting Komentar