Kamis, 26 Januari 2012

Mandahari Galanggang

Minangkabau adalah sebuah suku yang ada di Sumatra barat mempunyai banyak ragam kesenian dan permainan anak nagari, baik yang masih berkembang atau pun yang masih harus dilestarikan karena telah di tinggalkan oleh masyarakat pendukungnya.
Kesenian kesenian danpermainan anak nagari itu di antaranya,saluang, rabab,talempong, gandang sarunai, salawat dulang, randai, tari piring dan pencak silat. Semua kesenian itu mempunyai spesifikasi dan keunikan masing masing yang belum tentu seluruh masyarakat minangkabau mamp

u menguasai nya, seperti silat atau silek tradisional yang menjadi cikal bakal gerak tari  tari tradisional minangkabau.
Silat atau silek di minangkabau dahulu diajarkan di surau kepada pemuda pemuda minang kabau pada malam hari setelah selesai belar mengaji usai menunaikan shalat isya. Silek sebagai permainan bela diri digunakn bukan untuk menjadi jawara, atau menjadi orang bagak, tapi silek digunakan sebagai pembela diri apa bila di suatu saat terdapat keadaan yang mengharuskan kita membela diri dan mengunakan silat seperti kata pepatah :
            “Musuah ndak di cari, kalau batamu pantang lari” yang  artinya musuh tidak di cari dan kalau bertemu tak boleh lari dengan kata lain di hadapi.
Untuk belajar silek ada beberapa persyaratan harus dipenuhi yang di berikan oleh guru atau tuo silek, biasanya satu buah pisau, satu ekor ayam jantan, satu gantang beras, dan kemenyan. Tetapi sebelum memulai latihan, tuo silek menurunkan kepandaian kepada muridnya diadakan ritual mandarahi galanggang.
Mandarahi galanggang biasa di sebut juga mandarahi sasaran (tempat latihan silek), adalah sebuah prosesi dimana galanggang yang akan di pakai itu di darahi dengan darah ayam. Menurut mitos agar galanggang atau sasaran itu tidak memakan korban atau dapat menimbulkan celaka bagi anggota silek, seperti terkilir atau patah tulang.
Ritual dimulai dengan menggali lubang di tengah galanggang sekitar 50-60 cm, guna menanam panawa atau penawar, adapun yang di tanam adalah satu buah kelapa muda, sitawa, si dingin, si kumpai dan sikarau. Semua bahan itu di tanam dan dikubur di tengah galangang rapat rapat. Lalu seekor ayam jantan di semblih dan darahnya di teteskan sekeliling galanggang.
Selanjutnya di lakukan doa bersama oleh tuo silek dan murid atau anak sasian, setelah itu baru proses latihan dapat dilaksanakan. (Syukri, S.Sn)



Syukri, S.SnPosted By Syukri

Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan dengan. Sehingga saya akan sangat senang dan berterima kasih dengan saran, pertanyaan maupun kritik yang membangun. Silahkan Tinggalkan Komentar... contact me

Thank You


2 Responses So Far:

forum silat mengatakan...

artikel menarik, ijin repost ke blog saya http://forumsilat.blogspot.com

aden mengatakan...

silahkan repost, terima kasih atas kunjungannya
salam budaya

Posting Komentar

Radio Cimbuak.net