Salah Satu Aliran Silek Tradisional Minangkabau
Berbicara tentang salah satu
kesenian tua di Minangkabau berupa Silek memang tak ada habis- habisnya
untuk di kupas dalam berbagai bentuk tulisan seperti makalah, laporan penelitaian, skripsi maupun tesis. Karena Minangkabau mempunyai keragaman silat atau silek yang sangat kaya dilihat dari nama nama aliran yang ada
hingga berkembang menjadi nama nama perguruan sebagai identitas dari
pengembangan silat tersebut. Adapun
nama nama aliran silat yang terdapat
di Minangkabau adalah Silek Tuo, Silek Harimau, Silek Lintau, Silek
Taralak, Silek Pangean, silek bungo, silek koto anau, silek Luncua, silek pauah.
Pada kesempatan kali ini kita
coba sajikan salah satu silek cukup
fenomenal di Minangkabau, tepatnya di
Alam Surambi Sungai Pagu, Muaro Labuah Solok Selatan. Aliran Silek ini bernama Silek Luncua yang juga
dikenal dengan Silek Pakiah Rabun.
Menurut cerita para pewaris silek Luncua ini, silat ini diciptakan oleh Pakiah Rabun yang berasal dari kecamatan Lembang
Jaya Kabupaten Solok, karna tak berkembang di daerah asalnya Pakiah Rabun akhirnya
mengembangkanya di Sungai Pagu Solok Selatan.
Silek Luncua ini diberi
nama karena gerakan gerakan kunciannya seperti meluncur, misalnya pada jurus
“sauak” apabila serangan lawan berupa tangan atau pukulan seperti tinju maka
dengan sigap silat Luncua akan menangkap nya dengan cara menyonsong serangan lawan dengan dengan
tangan kanan menuju leher melalui bawah ketiak lawan, posi tangan kiri
menangkap tangan kiri lawan dari belakang dan kaki kanan diluncurkan dari belakang
paha lawah hingga betis setelah semua terkunci tinggal lawan di jatuhkan. Itu
adalah salah satu jurus atau kuncian disamping puluhan lainnya jurus dari silat Luncua dan juga Jurus pertama yang dipelajari murid silat jenis ini adalah gelek. Gelek
adalah suatu gerakan mengelak dari pukulan lawan. Posisi tubuh lurus, kemudian
saat tinju hampir tiba, pesilat
memutar 80 derajad badan. Gelek disilat
Luncua tidak menggunakan telapak
tangan, akan tetapi tinju lawan dielakkan dengan dada dengan memutar badan seperti
tadi.
Setelah menguasai semua jurus,
untuk ”pemutusan kaji” di akhir
pembelajaran murid silek Luncua di ajarkan jurus “Sambuik nan Limo”, untuk menguasai jurus
ini diperlukan ketelitian yang tinggi dan keseriusan, karna pada tingkat ini
anak sasian atau murid sudah di berikan pisau, parang atau benda tajam lainnya,
karna ini merupakan puncak dari pelatihan silat
Luncua.
Biasanya tuo silek Luncua memberikan
syarat yang harus di penuhi oleh anak sasian untuk pemutusan kaji pada silek
Luncua, seperti pengalaman penulis
yang pernah mengikuti latihan silat
aliran Luncua pada Perguruan Silat Garuda Putih Bukittinggi pada
tahun 1995 sampai dengan tahun 2001. Pada saat itu Tuo Silek yang bernama Bapak Basrinal, S.Pd selaku guru silat juga Guru Pendidikan jasmani dan
olah raga di SMK N 2 Bukittinggi, beliau mengatakan kepada penulis jika ingin melaksanakan ”pemutusan kaji” harus
menyiapkan seekor ayam yang mempunyai bulu hingga kaki ayam tersebut.
Selanjutnya akan di bawa melakukan prosesi “pemutusan
kaji” ke kampung beliau di Muaro Labuah Solok Selatan tempat asal dan
berkembangnya silek Luncua atau silek pakiah rabun ini. Sayangnya penulis tidak sempat melakukan
prosesi tersebut karna harus melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan, dan
sekarang pun tuo silek Bapak
Barsrinal S.Pd tersebut sudah pindah tugas ke kampungnya di muaro labuah solok
selatan, kabar yang di peroleh beliau sekarang menjabat sebagai Kepala SKPD
Satuan Polisi Pamong Paraja Solok Selatan dan tetap masih tetap mengembangakan silek Luncua melalui Perguruan Silat
Garuda Putih Solok Selatan.
Jenis Jurus tangkapan atau
kuncian silek Luncua diantaranya adalah :
1.
Gelek
2.
Tangkok baruak
3.
Tangkok maliang
4.
Sauak ateh
5.
Sauak bawah
6.
Sambuik sumbayang
7.
Ampok,
8.
Alang babega,
9.
Kabalai,
10.
Sambuik ali,
11.
Sawuak,
12.
Sandang.
13.
Sambuik nan Limo
14.
Tangkok
ampang
15.
Tangkok
ambuang
16.
Tangkok
alief timbang
17.
Tangkok
batang padi
18.
Tangkok
elo aia
19.
Tangkok
kedong
20.
Tangkok
kedong kadalam
21.
Tangkok
kedong kalua
22.
Tangkok
kungkuang karo kalua
23.
Tangkok
kungkuang tagak
24.
Tangkok
kabek pinggang
25.
Tangkok
patah itiak
26.
Tangkok
patah lutuik
27.
Tangkok
patah bahu
28.
Tangkok
patah kuduak
29.
Tangkok
patiang kicuah
30.
Tangkok
sisiak palapah
31.
Tangkok
sonta
32.
Tangkok
sauik
33.
Tangkok
siLuncua kadalam
34.
Tangkok
siLuncua kalua
35.
Tangkok
sambuik kabalai
36.
Tangkok
sambuik sasek
37.
Tangkok
sambuik rabah
38.
Tangkok
sandang lacuik
39.
Tangkok
sandang Mariah
40.
Tangkok
sandang kadalam
41.
Tangkok
sandang panantian
42.
Tangkok
tupang pungguang
43.
Tangkok
guntiang kaki
Sampai saat ini silat Luncua tersebut masih berkembang baik dalam daerah Sumatra Barat sendiri
seperi Muaro Labuah, Solok, Pesisir Selatan, PadangPanjang, Sawahlunto
Bukittinggi dan juga daerah tetangga
Seperti Jambi, kerinci, pecan baru dan lainnya. Selain untuk mengikuti Festival
Silat Tradisional, Silat Luncua juga ditampilkan pada kegiatan kegiatan seperti penyambutan
tamu, Pekan Budaya Sumatra Barat, Pagelaran Pentas Seni Budaya Daerah maupun
Nasional dan event event kebudayaan lainnya.
Diharapkan tulisan ini dapat
menambah wawasan kita semua tentang kekayaan khasanah budaya khususnya silat tradisional, dan dapat merangsang
minat pesilat pesilat Minangkabau untuk
dapat menulis atau mendeskripsikan silat
atau silek yang mereka pelajari.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kejanggalan dari tulisan ini. Terima
kasih.
“Jikok Lamak Agiah Tau Urang Lain, Jikok Ndak Lamak Agiah
Tau Kami”
Maksudnya, Jika tulisan ini bermanfaat kasih tahu kepada
orang lain, jika tidak bermanfaat beri tahu kami. (Syukri, S.Sn - 11082012)
Foto Foto Silek Luncua
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Peragaan Silek Pakiah Rabun, dengan menutup mata pakai kain. Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto |
referensi
5 Responses So Far:
Nice info.... boleh saya copy untuk dimuat di bloga saya ???
mencerahkan sekali,,,,
saya pernah lihat di daerah Matur, silat pakiah rabun ini di peragakan oleh Bapak Rahman als Aresno.
Salam persahabatan dari Malaysia. Saya rasa silat ini ada dibawa ke Malaysia. Sebab silat keluarga yg saya belajar banyak persamaan dari segi cara sambut/tangkap, nama² sambut dan lain². Dan arwah ayah saya pernah bercerita yg beliau & ahli² silat ini dahulu pernah pergi ke Bukit Tinggi untuk menjalin persahabatan dan bertemu dgn perguruan disana yg mana berasalnya silat ini.
Silat ini sangat menarik buat saya , saya sendiri mengikuti silek ini di daerah saya lampung utara, dn guru saya berasal dari marlabuh batu sangkar
Posting Komentar