Jumat, 10 Agustus 2012

SILEK LUNCUA



Salah Satu Aliran Silek Tradisional Minangkabau

Berbicara tentang salah satu kesenian tua di Minangkabau berupa Silek memang tak ada habis- habisnya untuk di kupas dalam berbagai bentuk tulisan seperti makalah, laporan penelitaian, skripsi maupun tesis. Karena Minangkabau mempunyai keragaman silat atau silek yang sangat kaya dilihat dari nama nama aliran yang ada hingga berkembang menjadi nama nama perguruan sebagai identitas dari pengembangan silat tersebut. Adapun nama nama aliran silat yang terdapat di Minangkabau adalah Silek Tuo, Silek Harimau, Silek Lintau, Silek Taralak, Silek Pangean, silek bungo, silek koto anau, silek Luncua, silek pauah.

Pada kesempatan kali ini kita coba sajikan salah satu silek cukup fenomenal di Minangkabau, tepatnya di Alam Surambi Sungai Pagu, Muaro Labuah Solok Selatan. Aliran Silek ini bernama Silek Luncua yang juga dikenal dengan Silek Pakiah Rabun. Menurut cerita para pewaris silek Luncua ini, silat ini diciptakan oleh Pakiah Rabun yang berasal dari kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, karna tak berkembang di daerah asalnya Pakiah Rabun akhirnya mengembangkanya di Sungai Pagu Solok Selatan. 

Silek Luncua ini diberi nama karena gerakan gerakan kunciannya seperti meluncur, misalnya pada jurus “sauak” apabila serangan lawan berupa tangan atau pukulan seperti tinju maka dengan sigap silat Luncua akan menangkap nya dengan cara menyonsong serangan lawan dengan dengan tangan kanan menuju leher melalui bawah ketiak lawan, posi tangan kiri menangkap tangan kiri lawan dari belakang dan kaki kanan diluncurkan dari belakang paha lawah hingga betis setelah semua terkunci tinggal lawan di jatuhkan. Itu adalah salah satu jurus atau kuncian disamping puluhan lainnya jurus dari silat Luncua dan juga Jurus pertama yang dipelajari murid silat jenis ini adalah gelek. Gelek adalah suatu gerakan mengelak dari pukulan lawan. Posisi tubuh lurus, kemudian saat tinju hampir tiba, pesilat memutar 80 derajad badan. Gelek disilat Luncua tidak menggunakan telapak tangan, akan tetapi tinju lawan dielakkan dengan dada dengan memutar badan seperti tadi.

Setelah menguasai semua jurus, untuk ”pemutusan kaji” di akhir pembelajaran murid silek Luncua di ajarkan jurus “Sambuik nan Limo”, untuk menguasai jurus ini diperlukan ketelitian yang tinggi dan keseriusan, karna pada tingkat ini anak sasian atau murid sudah di berikan pisau, parang atau benda tajam lainnya, karna ini merupakan puncak dari pelatihan silat Luncua

Biasanya tuo silek Luncua memberikan syarat yang harus di penuhi oleh anak sasian untuk pemutusan kaji pada silek Luncua, seperti pengalaman penulis yang pernah mengikuti latihan silat aliran Luncua pada Perguruan Silat Garuda Putih Bukittinggi pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2001. Pada saat itu Tuo Silek yang bernama Bapak Basrinal, S.Pd selaku guru silat juga Guru Pendidikan jasmani dan olah raga di SMK N 2 Bukittinggi, beliau mengatakan kepada penulis jika ingin melaksanakan ”pemutusan kaji” harus menyiapkan seekor ayam yang mempunyai bulu hingga kaki ayam tersebut. Selanjutnya akan di bawa melakukan prosesi “pemutusan kaji” ke kampung beliau di Muaro Labuah Solok Selatan tempat asal dan berkembangnya silek Luncua atau silek pakiah rabun ini. Sayangnya penulis tidak sempat melakukan prosesi tersebut karna harus melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan, dan sekarang pun tuo silek Bapak Barsrinal S.Pd tersebut sudah pindah tugas ke kampungnya di muaro labuah solok selatan, kabar yang di peroleh beliau sekarang menjabat sebagai Kepala SKPD Satuan Polisi Pamong Paraja Solok Selatan dan tetap masih tetap mengembangakan silek Luncua melalui Perguruan Silat Garuda Putih Solok Selatan.

Jenis Jurus tangkapan atau kuncian silek Luncua diantaranya adalah :
1.       Gelek
2.       Tangkok baruak
3.       Tangkok maliang
4.       Sauak ateh
5.       Sauak bawah
6.       Sambuik sumbayang
7.       Ampok, 
8.       Alang babega,
9.       Kabalai,
10.   Sambuik ali,
11.   Sawuak,
12.   Sandang.
13.   Sambuik nan Limo
14.   Tangkok ampang
15.   Tangkok ambuang
16.   Tangkok alief timbang
17.   Tangkok batang padi
18.   Tangkok elo aia
19.   Tangkok kedong
20.   Tangkok kedong kadalam
21.   Tangkok kedong kalua
22.   Tangkok kungkuang karo kalua
23.   Tangkok kungkuang tagak
24.   Tangkok kabek pinggang
25.   Tangkok patah itiak
26.   Tangkok patah lutuik
27.   Tangkok patah bahu
28.   Tangkok patah kuduak
29.   Tangkok patiang kicuah
30.   Tangkok sisiak palapah
31.   Tangkok sonta
32.   Tangkok sauik
33.   Tangkok siLuncua kadalam
34.   Tangkok siLuncua kalua
35.   Tangkok sambuik kabalai
36.   Tangkok sambuik sasek
37.   Tangkok sambuik rabah
38.   Tangkok sandang lacuik
39.   Tangkok sandang Mariah
40.   Tangkok sandang kadalam
41.   Tangkok sandang panantian
42.   Tangkok tupang pungguang
43.   Tangkok guntiang kaki

Sampai saat ini silat Luncua tersebut masih berkembang baik dalam daerah Sumatra Barat sendiri seperi Muaro Labuah, Solok, Pesisir Selatan, PadangPanjang, Sawahlunto Bukittinggi dan juga daerah  tetangga Seperti Jambi, kerinci, pecan baru dan lainnya. Selain untuk mengikuti Festival Silat Tradisional, Silat Luncua juga ditampilkan pada kegiatan kegiatan seperti penyambutan tamu, Pekan Budaya Sumatra Barat, Pagelaran Pentas Seni Budaya Daerah maupun Nasional dan event event kebudayaan lainnya. 
Diharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan kita semua tentang kekayaan khasanah budaya khususnya silat tradisional, dan dapat merangsang minat pesilat pesilat Minangkabau untuk dapat menulis atau mendeskripsikan silat atau silek yang mereka pelajari. Mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kejanggalan dari tulisan ini. Terima kasih.
“Jikok Lamak Agiah Tau Urang Lain, Jikok Ndak Lamak Agiah Tau Kami”
Maksudnya, Jika tulisan ini bermanfaat kasih tahu kepada orang lain, jika tidak bermanfaat beri tahu kami. (Syukri, S.Sn - 11082012)

Foto Foto Silek Luncua
Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Peragaan Silek Pakiah Rabun, dengan menutup mata pakai kain. Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto

Silek Luncua pada Fesitval silat Tradisional 5-7 Juli 2012 Desa wisata Rantiah Kota Sawahlunto






referensi



Syukri, S.SnPosted By Syukri

Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan dengan. Sehingga saya akan sangat senang dan berterima kasih dengan saran, pertanyaan maupun kritik yang membangun. Silahkan Tinggalkan Komentar... contact me

Thank You


5 Responses So Far:

Thomy Hampriyandy mengatakan...

Nice info.... boleh saya copy untuk dimuat di bloga saya ???

Anonim mengatakan...

mencerahkan sekali,,,,

Anonim mengatakan...

saya pernah lihat di daerah Matur, silat pakiah rabun ini di peragakan oleh Bapak Rahman als Aresno.

Abghorse mengatakan...

Salam persahabatan dari Malaysia. Saya rasa silat ini ada dibawa ke Malaysia. Sebab silat keluarga yg saya belajar banyak persamaan dari segi cara sambut/tangkap, nama² sambut dan lain². Dan arwah ayah saya pernah bercerita yg beliau & ahli² silat ini dahulu pernah pergi ke Bukit Tinggi untuk menjalin persahabatan dan bertemu dgn perguruan disana yg mana berasalnya silat ini.

Unknown mengatakan...

Silat ini sangat menarik buat saya , saya sendiri mengikuti silek ini di daerah saya lampung utara, dn guru saya berasal dari marlabuh batu sangkar

Posting Komentar

Radio Cimbuak.net