Rabu, 09 Januari 2013

Batschelet, Mbah Soero, dan Mak Itam

Wisata Goa Tambang Mbah Soero kota Sawahlunto, Padang, Sumatra Barat. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Ini kedua kalinya Benhard Batschelet mengunjungi Sawahlunto. Juli lalu, musikus asal Swiss ini datang selama beberapa hari untuk tamasya. Dari akhir November hingga awal Desember lalu, ia datang lagi untuk pentas di Sawahlunto International Music Festival atau SIMFest. “Ini kota kecil, bersih, dan indah,” katanya di Sawahlunto, Ahad dua pekan lalu.

Benhard diundang manggung oleh Eddy Utama, seniman Sawahlunto, yang menjadi kurator acara. Bersama Benhard, belasan musikus tampil pada SIMFest 2012 yang digelar 1-3 Desember. Selain musikus Indonesia, ada pula pemusik Senegal, Jerman, India, Australia, dan Amerika Serikat. Sudah tiga tahun festival ini digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun Sawahlunto.

Ide festival ini berasal dari Amran Nur, Wali Kota Sawahlunto. Ia dekat dengan Eddy, yang banyak kenal musikus luar negeri. Eddy diminta mengundang kawan-kawannya. Hasilnya, musikus luar yang tampil tak perlu dibayar. Hanya tiket pulang-pergi dan akomodasi selama di Sawahlunto yang ditanggung pemerintah daerah. Biaya lain paling untuk menyewa sound system dan dekorasi panggung.

Bagi Amran, SIMFest merupakan acara yang bisa menjadi magnet turis, sebagaimana makan bajamba. Pada Jumat pekan lalu, penduduk Sawahlunto, dengan mengenakan pakaian adat atau pakaian terbaiknya, beramai-ramai membawa aneka makanan dari rumah ke tenda-tenda yang disediakan. Di bawah tenda, mereka kemudian menyantap makanan bersama-sama.

Tradisi Minangkabau ini biasanya digelar pada acara adat, seperti pengukuhan datuk. Namun, sejak 2006, Wali Kota Amran memerintahkan agar makan bajamba juga dilakukan pada hari ulang tahun Sawahlunto. Maka, belasan ribu orang setiap 1 Desember lesehan di jalan yang mengelilingi Pasar Remaja Sawahlunto, termasuk tokoh-tokoh nasional yang ia undang. “Pulang ke Jakarta, mereka akan bercerita tentang Sawahlunto. Lumayan, promosi gratis,” ujar Amran.

Penyelenggaraan acara itu berbarengan dengan pengembangan obyek-obyek wisata. Atas usul Amran dan bantuan dana dari pusat, pada 2007, tambang batu bara “Mbah Soero”—berasal dari nama mandornya, Soerono—peninggalan Belanda disulap menjadi obyek wisata. Sebelumnya, tangga, lampu, penyangga terowongan, dan pipa saluran udara diberesi.

Bangunan goedang ransoem, yang tak jauh dari terowongan Mbah Soero, itu pun menjelma jadi museum. Bangunan untuk menyiapkan pegawai tambang zaman dulu itu sudah lama terbengkalai. Bersamaan itu, pemerintah juga merenovasi gedung-gedung tua lain. Contohnya, gedung societeit, yang dibangun pada 1910, kini menjadi gedung pusat kebudayaan Sawahlunto.

Amran adalah salah satu dari tujuh bupati/wali kota yang dipilih majalah Tempo dalam Liputan Khusus Kepala Daerah Pilihan 2012. Baca selengkapnya di majalah Tempo edisi Minggu, 9 Desember 2012: Bukan Bupati Biasa

ANTON SEPTIAN | FEBRIANTI (PADANG)

sumber : klik disini


Syukri, S.SnPosted By Syukri

Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan dengan. Sehingga saya akan sangat senang dan berterima kasih dengan saran, pertanyaan maupun kritik yang membangun. Silahkan Tinggalkan Komentar... contact me

Thank You


0 Responses So Far:

Posting Komentar

Radio Cimbuak.net