Rabu, 09 Januari 2013

SAATNYA MUSEUM SAWAHLUNTO BERWIRAUSAHA

Workshop Konservasi Museum dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Sawahlunto Sumatera Barat di Museum Goedang Ransoem, pada 19 Desember 2012.  Dalam workshop itu dihadirkan narasumber Dewi Turgarini seorang dosen pariwisata pada Universitas Pendidikan Indonesia, yang juga anggota Badan Pelestarian Pusaka Indonesia yang memiliki kepakaran pada  Museum Marketing.
Pada awal pemaparan disampaikan bahwa berdasarkan pengertian museum berdasarkan  International Council of Museums (ICOM), museum adalah  Institusi, permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, melakukan riset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan.
Realitasnya saat ini museum beroperasi di pasar yang berubah dan kompetitif. Oleh karena museum memiliki peran penting untuk berperan dalam pendidikan, industri hiburan, pembangunan daerah, kohesi masyarakat dan dapat menarik pengunjung. Museum saat ini banyak yang gagal untuk sepenuhnya mengembangkan dan menerapkan strategi pemasaran modern.  Beragam upaya penciptaan atraksi tambahan dilakukan di berbagai museum di Indonesia dan mancanegara seperti Museum Geologi Bandung yang menampilkan mesin canggih touch screen, adanya system sound system dan audio visual yang atraktif, belum lagi adanya cafĂ© yang menyediakan makanan dan minuman juga souvenir yang beraneka ragam. Lain lagi dengan yang dilakukan oleh Museum Fatahilah Jakarta yang menciptakan atraksi penyewaan beragam jenis sepeda , topi disertai souvenir shop yang dilengkapi dengan aneka merchandise hingga buku-buku yang menampilkan sejarah kota tua Jakarta. Museum Istana Maimun di Kota Medan  walaupun belum terawat dengan baik sudah menyediakan layanan  penyewaan baju khas Melayu disertai pernak-perniknya yang mendapat animo yang cukup tinggi.
Lain lagi yang dilakukan oleh A Tjong A Fie Mansion di Kota Medan, yang merupakan milik pribadi keluarga besar A Tjong A Fie yang merupakan keturunan Cina membuka rumahnya untuk menerima kunjungan dari masyarakat umum dengan menjual atraksi Meeting dan penyewaan tempat bagi beragam event.  Mansion ini pun membuat paket-paket makanan dan minuman serta menjual kebaya encim dan kain batik.  Belum lagi upaya yang dilakukan oleh  Museum Harry Dharsono, yang mendisplay pakaian adibusana dan aneka pernak-perniknya yang koleksi tertentunya dapat dipakai pengunjung.
Museum di mancanegara seperti  Museum Zhoukoudian di negara Cina memiliki keunikan yang lain pula dengan adanya ikat kepala hologram yang apabila dipakai untuk melihat ke layar akan terlihat si pengguna menjadi karakter berbagai binatang.  Sedangkan  Museum Ramen di Kota Yokohama Jepang, yang menampilkan kekuatan gastronomi atau kuliner khas bangsa mereka yaitu Mie Ramen.  Di museum ini mereka menampilkan living museum yang menampilkan aneka restoran ramen dengan keunikan masing-masing dengan bertema di masa lampau.  Disini para pengunjung dapat menikmati makanan Mie Ramen secara langsung dan dilengkapi dengan sistem pemesanan yang otomatis saat memesan makanan di mesin pemesanan menu yang diinginkan.
Perlu diperhatikan tata kelola museum yang lebih organik daripada yang mekanik.  Apabila memang ada program yang ingin menampilkan atraksi tertentu yang terkendala oleh sumber daya manusia juga sumber daya financial perlu dibangun kemitraan antara industri dengan museum dengan kesepakatan yang saling menguntungkan dan tidak merusak visi dan misi Museum Goedang Ransoem itu sendiri.
Inilah Alasan Pengunjung Datang Ke Museum
Para pengelola museum patut mengingat adanya faktor pendorong dari segi sosial yaitu pertama adalah yang dapat memotivasi pengunjung untuk tertarik dengan bangunannya.  Kedua perlu mempertimbangkan keinginan para pengunjung untuk melihat atraksi utama.  Ketiga perlu diperhatikan apakah museum sudah menjadi tempat yang  menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.  Keempat sudahkan  pengelola mempermudah para pengunjung melakukan aktivitas berbelanja, makan dan minum dengan kualitas produk yang unggul khas Kota Sawahlunto dan icon museum itu sendiri.
Kemudian secara intelektual pertama dapat mendorong anak-anak agar tertarik kepada seni, sejarah dan budaya.  Kedua meningkatkan pengetahuan individu pengunjung. Ketiga meningkatkan ketertarikan personal pada subjek tertentu di museum.  terakhir dapat meningkatkan minat para akademisi dan profesional yang tertarik kepada subjek tertentu di museum.
Secara emosional pengelola diharapkan pertama akan dapat memotivasi orang untuk mendapat pemahaman tertentu tentang orang, budaya dan lain-lain, Kedua dapat mengingatkan pengunjung akan kehidupan pada masa lalu.  Ketiga dapat mendorong para pengunjung dapat merasakan kehidupan pada masa lalu.  Keempat dapat mendorong pengunjung memiliki rasa yang kuat akan hubungan atau identitas sebagai komunitas, dan bangsa Indonesia.  Kelima dapat merubah pengalaman emosional pengunjung.   Keenam dapat melihat hal yang menarik dan mengagumkan, Melihat sesuatu yang indah dengan tata letak yang menarik.  Terakhir secara spiritual pengelola diharapkan dapat memotivasi pengunjung agar dapat  menstimulasi kreatifitas diri dan kontemplasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 terdapat 25 indikator hasil penelitian terhadap minat kunjungan wisatawan yaitu  keistimewaan, penanganan Keluhan, tingkat penganjuran , kelengkapan, ketepatan karyawan, kebersihan, komunikasi karyawan, kenyamanan, promosi , pengalaman, interior gedung, harga , keamanan, sistem pembayaran, kebijakan, lokasi strategis , jaminan, informasi produk , pengetahuan , pengetahuan karyawan, keinginan berkunjung, keramahan karyawan, kemampuan berkunjung,  transportasi , tingkat penolakan.
Perlu adanya ‘Kreativitas’  sebagai upaya untuk menghasilkan ide baru dengan cara melihat permasalahan yang ada saat ini, melihat peluang baru, atau mengeksploitasi keberadaan teknologi baru dan perubahan pasar ( Cox Review of Creativity in Business: building on the UK’s strengths Dec, 2005, Sir George Cox) dan kemampuan untuk menghasilkan karya yang baik (yakni, original, tak terduga) dan sesuai (yaitu, berguna, adaptif mengatasi kendala saat bertugas ) (Handbook of creativity, halaman.3).
Perlu diperhatikan paparan Amabile pada tahun 1996 yang mendefinisikan inovasi dan memiliki keterkaitandengan kreativitas, yaitu bahwa “Setiap inovasi dimulai dari ide kreatif… Kreativitas nyang dimiliki oleh individu dan team merupakan titik awal dari proses inovasi; yang pertama adalah penting namun kondisi tersebut tidak cukup untuk kondisi yang kedua”.  Inovasi harus menjadi suatu  proses yang membawa ide baru tersebut  menjadi produk museum yang baru, pelayanan jasa museum yang baru, dan cara baru museum dalam mengelola museum. Tentunya hal tersebut membutuhkan komponen Kreativitas Individual adalah keahlian dalam melakukan tugas di museum, kreatifitas keterampilan dalam melaksanakan tugasnya, dan pengelola memiliki motivasi intrinsik untuk membuat museum menjadi objek yang memperhatikan faktor pendorong pengunjung berminat dating ke museumnya.
Pengelola perlu memiliki kekuatan inovasi yaitu pertama dapat menjelaskan dan menentukan masalah untuk dipecahkan, kedua mampu membentuk atau membuat pengertian dengan ide yang baru di museum.  Ketiga mampu mengembangkan program yang ada di museum dengan menyempurnakan ide menjadi solusi yang kuat agar museum menarik.  Keempat mampu merancang rencana kedalam tindakan dan program yang implementatif.  Jelas bahwa pengelola Museum Goedang Ransoem harus memiliki empat preferensi kemampuan clarifier Diagnostic Thinking, Ideator Visionary Thinking , Developer Evaluative Thinking,  Implementer Tactical Thinking dari semua level pegawainya.
Menjadi sebuah proses membuat perubahan dalam museum untuk  atraksi yang yang baru dengan berprinsip pada pelayanan jasa. Perlu adanya inovasi yang positif dari museum agar membuat perubahan untuk sesuatu yang didirikan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah kepada pengunjung museum dengan tentunya memperhatikan konsep keberlanjutan baik bagi pengelola maupun publik.  Inovasi yang memperhatikan pertumbuhan yang berkelanjutan  penting karena dapat meningkatkan omset dan juga meningkatkan efisiensi, kualitas produktivitas dan lainnya.
Sebagai objek wisata tentunya para pengelola museum perlu memahami karakteristik inovasi sebagai produk jasa, yaitu Museum Goedang Ransoem harus memiliki Originalitas.  Kemudian dapatkan museum dapat  menyelesaikan masalah atau bersiap menghadapi tantangan  pengelolaan.  Apakah program yang dilaksanakan memang benar-benar berguna dan praktis, dan dapat diikerjakan. Selain itu apakah memang museum ini memberikan nilai dengan biaya yang efektif.  Sebagai elaborasi dan sintesisnya tentunya program museum perlu dimengerti,  dipresentasikan dengan baik, memiliki atraktifitas dan kredibel agar orang mau berkunjung bahkan mengeluarkan uang dari produk museum yang  dikomersialisasikan.
Saatnya museum bertransformasi merubah persepsi dari tempat penyimpanan barang kuno menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan sumber ilmu pengetahuan  melalui Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM). Modern marketing means customer collaboration (kolaborasi pelanggan) misalnya Wisata edukasi ke museum. Memahami key trends pemasaran moderen dengan berdasarkan demografi, sosial, politik, ekonomi, fisik . Reengineering/rekayasa ulang memerlukan penyiapan secara fisik , dan manajemen, jaringan, serta pencitraan .
Buatlah pengunjung dapat mencintai museum dengan melakukan partisipasi dari pemasaran,  product, place, promotion and price.  Janganlah lelah untuk selalu mendengarkan dan sadarilah bahwa setiap karyawan adalah seorang manajer merek.  Mulailah menggunakan teknologi untuk mensosialisasikan dan melaksanakan program yang ada dalam museum dengan mendasarkan pada tujuh pilar pemasaran museum. Tujuh pilar tersebut adalah selalu mengelola berdasarkan visi, berorientasi pencitraan, berorientasi pada hasil, selalu memperhatikan berbagai aspek yang Interdisipliner, dapat memberikan pencerahan, selalu Interaktif, dan mampu memberikan personalisasi pengalaman kepada para pengunjung.
Terdapat tiga kondisi yang harus dilakukan oleh museum.  Pertama semua aktivitas museum harus fokus kepada kepuasan dan ekspektasi konsumen. Kedua perlunya tim yang terintegrasi daris eluruh staf museum.  Perlu adanya orientasi pemasaran museum untuk disukseskan yang berdasarkan perencanaan strategis pemasaran museum.  Semua pegawai harus memiliki peran dalam memasarkan museum. Dan percaya mereka dapat memberikan kualitas pelayanan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh stakeholder museum. Ketiga pengelola museum harus percaya dengan misi yang dapat diraih dari kepuasan pengunjung dan konsumen dengan mindset yang sama.
Pengembangan pemasaran museum perlu mengembangkan mindset pemasaran berdasarkan minat  pandangan museum dari mata pengunjung dan menyesuaikan fasilitas dan program yang dapat disesuaikan oleh kebutuhan dan keinginan mereka. Lalu museum harus melihat keluar dari pandangan perusahaan untuk melihat kebutuhan dan ekspektasi dari masyarakat umum terhadap seluruh aspek yang ditawarkan museumnya.
Framework pemasaran pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang ada di museum  untuk pengunjung biasa, dan  sementara itu mengantisipasi kebutuhan pengunjung baru yang potensial. Museum pun perlu memenuhi tuntutan yang beraneka macam dan bahkan bertentangan dari jumlah pengunjung yang semakin meningkat>  Museum harus mempertimbangkan sumber pendapatan dan aktivitas relawan apabila memang ada sementara mempertahankan tingkat relevansi akuntabilitas dan masyarakat. Museum pun harus memenuhi kriteria pendidikan, budaya dan sosial yang ditetapkan oleh lembaga pendanaan dan donor. Jangan lupa menunjukkan kualitas hidup yang positif dan bermanfaat. Pastikanlah pengunjung membeli dan menumbuhkan rasa memiliki dari semua stakeholder. Harus mampu pula mengubah persepsi eksternal, dan internal, sesuai dengan perumusan visi dan misi Museum Goedang Ransoem.  Ingatlah bahwa perubahan itu norma dan harus bersiap menghadapi apapun dengan menjaga semangat pelestarian sejarah bangsa kita.

sumber : klik disini


Syukri, S.SnPosted By Syukri

Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan dengan. Sehingga saya akan sangat senang dan berterima kasih dengan saran, pertanyaan maupun kritik yang membangun. Silahkan Tinggalkan Komentar... contact me

Thank You


0 Responses So Far:

Posting Komentar

Radio Cimbuak.net