Minggu, 11 Maret 2012

“KOMPENG PAPA” DATANG PEDAGANG GIRANG


Kelompok Pengamen Padang Panjang Hibur Pengunjung area Kuliner Terminal Pasar Kota Sawahlunto.

"Kompeng Papa" perform di terminal pasar Sawahlunto
     Tema “ngamen asyik” yang di usung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto ini, menjadi alternative salah satu hiburan pengunjung Kota Sawahlunto setiap malam minggu sambil menikmati berbagai sajian santap malam seperti Pecel Lele, Nasi Goreng, Sate Madura, Martabak Kubang atau hanya sekedar minum Teh Talua, Kopi atau Bandrek di kawasan terminal pasar Sawahlunto dengan berbagai sajian hiburan live music yang berakarkan kearifan local, seperti saluang dendang, rabab pasisia, group keroncong, dan kreasi music akustik lainnya.
     Pada malam minggu tanggal 10 Desember 2012 kali ini, panggungngamen asyik” di isi oleh kelompok pengamen PadangpanjangKompeng Papa” yang beranggotakan 4 orang mahasiswa ISI Padangpanjang, yang mana ISI (institut Seni Indonesia) Padangpanjang adalah satu-satunya Perguruan Tinggi Negri Seni diluar Pulau Jawa. Formasi mereka dalam memainkan instrument adalah Roni pada Guitar dan Harmonica, Muklis pada alat perkusi Djembe, Momon pada ukulele dan nopen pada biola.
nge jam dulu di Lapangan Segitiga Sawahlunto
     Lembar ribuan demi ribuan silih berganti masuk dalam “Katidiang” (keranjang berukuran kecil) yang diletakan  diatas kursi didepan para pemusik tersebut pada saat mereka melantunkan lagu demi lagu hasil aransemen yang telah dilatih sebelum berangkat ke Kota Sawahlunto. Selain para pengunjung yang merasa terhibur, para pedagangpun turut saweran menambah isi “katidiang” karena juga merasa diuntungkan atas kegiatan ini.
    Suasana semakin hangat di ujung pertunjukan, karna turut berkolaborasi dua orang alumni ISI padangpanjang yang pada saat ini mengabdi dan mengaplikasikan disiplin ilmunya di Kota Wisata Tambang yang Berbudaya ini. Mereka datang membawa kecapi dan bansi alat music tradisional Minangkabau jenis petik dan tiup. Kolaborasi itu membawakan lagu lagu daerah Minangkabau, tembang kenangan dan beberapa lagu keroncong mengiringi sang vokalis “Bunda Nel” yang juga bekerja di Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Sawahlunto sebagai Kepala Seksi Seni dan Perfilman.
Suasana Musik taman di Kota Tua
     Roni atau biasa di panggil "Keron” merasa bangga bisa diberi kesempatan tampil dan menghibur masyarakat Kota Sawahlunto. “wak jatuah cinta ka kota Sawahlunto ko bang” ungkapnya saat ditemui tim Palanta Budaya, dan Keron beserta kawan kawan berharap bisa diundang lagi ke Sawahlunto untuk berbagai event seni budaya di Kota ini. Sedikit saran dari “Kompeng Papa”, untuk penampilan bernuansa akustik yang membutuhkan detail warna bunyi masing masing instrument dibutuhkan tambahan sound system pendukung, kecuali untuk hiburan saluang dendang dan rabab pasisia memang lebih cocok Corong Toa yang dipakai pada pertunjukan tadi.


Syukri, S.SnPosted By Syukri

Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan dengan. Sehingga saya akan sangat senang dan berterima kasih dengan saran, pertanyaan maupun kritik yang membangun. Silahkan Tinggalkan Komentar... contact me

Thank You


0 Responses So Far:

Posting Komentar

Radio Cimbuak.net