Jumat, 25 Januari 2013

KIRAB 1000 APEM DI SAWAHLUNTO

Arak Arakan "Kirab Seribu Apam" di Pasar Sawahlunto


Sawahlunto, Kota Wisata Tambang nan Berbudaya, dari dulu, sejak era Hindia Belanda dikenal luas sebagai ‘kota tambang batubara’. Berkah kekayaan sumber daya batubara telah menarik banyak orang dan bangsa, etnik-suku untuk datang ke daerah yang terletak di Lembah Lunto ini. Bahkan berbagai etnik dari berbagai suku bangsa dimobilisasi kolonial Belanda ke Sawahlunto untuk menggerakkan aktivitas penambangan batubara. Waktu berjalan, puluhan sampai berabab lamanya, Sawahlunto menjadi tempat hidup banyak orang dari berbagai latarbelakan


Diantara sekian banyak etnik yang eksis keradaannya di Sawahlunto etnik Jawa disebut-sebut sebagai etnis terbesar setelah etnik lokal Minang. Setiap etnik hidup berdampingan dalam adaptasi kultur dan budaya yang berkembang di Sawahlunto. Kita dengan mudah menemukan berbagai kebudayaan masyarakat Jawa-Sawahlunto. Dalam berbagai perhelatan kebudayaan Jawa turut serta dan memainkan perannya.

Baru-baru ini pada hari kamis tanggal 24 Januari 2013, dalam rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad dalam Wisata Budaya dan Religius di Sawahlunto digelar sebuah kirab yang dinamai Kirab Seribu Apem. Selain menyambut Maulid Nabi Muhammad, Kirab Seribu Apem juga sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih tak terhingga kepada Gusti Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rezeki pada umat manusia. Selain itu kegiatan ini adalah bentuk silaturahmi masyarakat keturunan Jawa yang telah lama hidup di Kota Wisata Tambang Berbudaya.

Kegiatan berupa arak arakan budaya kejawen ini boleh dibilang pertama kali digelar di Sawahlunto dan dilaksanakan oleh Paguyuban Sapu Jagad yang lokasi markasnya tidak begitu jauh dari gerbang menuju Objek Wisata Puncak Polan di Tanjung Sari. Walaupun paguyuban ini relatif baru lahir, beberapa tahun belakangan tetapi sudah menampakkan eksistensinya dalam mengembangkan budaya kampung halaman mereka. Paguyuban ini juga rutin berlatih mengembangkan seni budaya seperti; tarian, atraksi kudakepang, pembuatan topeng khas Jawa dan barongan sebagai properti pertunjukan kuda kepang.


Kegiatan Arak Arakan
Kirab 1000 Apem, membawa tandu gunungan setinggi kurang lebih 2,5 meter berisi makanan khas daerah yang di sebut apem yang terbuat dari tepung beras. Gunungan apem ini diarak mulai dari Kantor Camat Lembah Segar daerah Tanjung Sari menuju Lapangan Segi Tiga di depan Kantor PT. BA UPO melalui Pasar dan sebagian “Kota Lama” Sawahlunto.
Tidak hanya gunungan apam yang di arak keliling Kota Tua Sawahlunto, tandu gunungan tumpeng dan tandu buah buah disemarakkan dua buah ondel ondel dalam barisan arak-arakan. Tidak ketinggalan barisan penari kuda kepang dengan musik pengiring atraksi kuda kepang. Masih diramikan lagi oleh tim Marsal Komunitas Motor Sawahlunto dan Komunitas Sepeda Tua Ontel dan pakaian pengantin khas Jawa.. Arak-arakan mengambil titik start di Kantor Camat Lembah Segar. Sebelum arak-arakan dimulai didahului pembacaan do’a bersama dan penyerahah gunungan dari Camat kepada Paguyuban Sapu Jagad. Selanjutnya arak-arakan menempuh perjalanan melewati daerah Tanjung Sari-Kelok S-Pasar Sawahlunto-Pasar Remaja-Jalan di depan Hotel Ombilin/Gedung Pusat Kebudayaan  dan finish di Lapangan Segitiga. 

Arak Arakan Gunungan tumpeng, dan buah hasil panen
Finish di Lapangan Segitiga, arak-arakan di sambut dan di serahkan kepada  Wali Kota Sawahlunto untuk selanjutnya diserahkan kembali kepada masyarakat Sawahlunto. Ketika Wali Kota Sawahlunto memulai sambutannya, masyarakat bersiap menunggu rebutan apem. Masyarakat semakin merapat dan semakin mendekati gunungan apem dan tumpeng. Seperitnya mereka sudah tidak sabaran untuk mendapatakan berkah gunungan apem dan tumpengan. Pembagian dan berebut gunungan dan tumpengan dan berkahnya pun berlangsung ramai. Acara kemudian acara dilanjutkan dengan atraksi ondel ondel dan penampilan tarian kudang kepang, dan juga atraksi ekstrim seperti membuka sabut kelapa dengan gigi, memakan kaca atau beling, hingga memecahkan kelapa dengan kepala.

Bagaiamana Persiapan Kirab Seribu Apem di Sawahlunto?
1.    Pembuatan tandu/kerangka tempat penempatan apem dan tumpeng serta tempat jajanan pasar dimulai hari selasa tanggal 15 Januari 2013, yang diawali dengan pencarian bambu yang akan digunakan untuk pembuatan tandu
Bahan bahan terdiri dari :
a.    Bambu kuning
b.    Kayu
c.     Bambu hijau
d.    Atap rumbia
Proses pembuatan tandu diawali dengan penebangan bambu oleh pimpinan paguyuban yang diawali dengan ritual/zikir. Selanjutnya bambu yang ditebang didiamkan selama 2 hari 2 malam, setelah itu barulah dilakukan pembuatan kerangka tandu. Pembuatan kerangka ini memakan waktu + 7 hari.
2.    Pada tanggal 23 Januari 2013, dilakukan pembuatan apam dari nasi tumpeng yang diawali dengan zikir bersama pada jam 20.00 wib yang dilakukan oleh seluruh anggota paguyuban dan beberapa tokoh masyarakat, yang diawali dengan pencucian beras pertama oleh pimpinan paguyuban untuk selanjutnya dimasak sebagai bahan pembuatan tumpeng yang akan dibawa pada acara kirab 1000 Apem. Proses pembuatan apem diserahkan kepada Masyarakat yang ahli dalam pembuatan apem tersebut. Sedangkan proses pembuatan apem tersebut dimulai pada malam pergantian hari pada jam 24.00 Wib tanggal 23 Januari 2013.
3.    Kegiatan Kerap Seribu Apem
Diawali dengan doa bersama yang dihadari oleh tokoh masyarakat didepan Kantor Camat Lembah Segar Kota Sawahlunto, kemudian tokoh masyarakat menyerahkan kepada Bapak Camat untuk diserahkan kepada ketua paguyuban untuk diarak keliling Kota Sawahlunto. Sesampainya di alun-alun Kota Sawahlunto diserahkan kepada Bapak Walikota Sawahlunto, kemudian apem tersebut diserahkan kepada masyarakat untuk diperebutkan.


Tentatif Acara Kirab 1000 Apem

1.       Pukul 09.00Wib : Berangkat dari sekretariat Paguyuban Sapu Jagad menuju kantor Camat  Lembah Segar
2.       Persiapan di Kantor Camat Lembah Segar
3.       Pukul 13.30 Wib : Berangkat Dari Kantor Camat Menuju Pusat Kota Sawahlunto.
4.       Pukul 15.00 Wib : Pembukaan Acara Yang Dibuka Oleh Bapak Walikota Sawahlunto
5.       Pukul 15.30 Wib : Penyerahan Arak-Arakan Seribu Apem Oleh Anggota Paguyuban Kepada Toko Masyarakat.
6.       Pukul 15.40 Wib : Pemotongan Tumpeng oleh Bapak Walikota Sawahlunto
7.       Pukul 16.00 Wib : Penyerahan Arak-Arakan Kepada Masyarakat Untuk Diperebutkan
8.       Pukul 16.00 Wib s/d Selesai pagelaran dari group Sapu Jagad dengan Atraksi seni-budaya ondel-ondel dan kuda kepang


Syukri, S.SnPosted By Syukri

Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis ini tentunya masih banyak kekurangan dengan. Sehingga saya akan sangat senang dan berterima kasih dengan saran, pertanyaan maupun kritik yang membangun. Silahkan Tinggalkan Komentar... contact me

Thank You


3 Responses So Far:

Anonim mengatakan...

mantap.....tradisi yang harus dipertahankan untuk menambah kazanah budaya di kota sawahlunto

Anonim mengatakan...

kami dari keluaraga besar paguyuban KI SAPU JAGAD mengucapkan terima kasih kepada PALANTA BUDAYA yang telah memuat dan mempromosikan acara kami,tunggu event terbaru dari kami

aden mengatakan...

terima kasih kami Ucapakan atas apresiasi terhadap blog kami kepada Paguyuban Sapu Jagad, oke kami akan tunggu acara selanjutnya dan kami tunggu profil group untuk kami posting di sini.
Salam Budaya

Posting Komentar

Radio Cimbuak.net