This is an example of a HTML caption with a link.

Kamis, 21 Februari 2013

Lubuak Sampik





Jadoel #5 - Pembangkit Listrik Sawahloento

Ruangan Pembangkit Listrik di Sawahlunto
Pertumbuhan Infrastruktur di Kota Sawahlunto berkembang pesat yang dipicu setelah ditemukannya harta karun emas hitam di lembah soegar pada awal abad 19. Sejalan dengan itu untuk menggerakan menggerakan berbagai mesin dan teknologi pertambangan saat itu, maka pemerintah kolonial belanda membangun sebuah pembangkit listrik tenaga uap (central electrich) yang dibangun pada tahun 1894, yang mana sebagai bahan bakarnya adalah batu bara hasil pertambangan dari Perut bumi Sawahlunto di bantu dengan aliran sungai batang lunto yang berada dekat dari pembangkit tersebut.
Menurut buku Sawahlunto: Dulu, Kini, dan Esok yang ditulis Wannofri Samry dkk (2005), pada saat didirikan, Central Electrich ini tercatat sebagai pembangkit listrik terbesar di Sumatera. Daya listrik yang dapat dihasilkan alat ini adalah 20.000 megawatt hoog spaning. Bangunan itu dibangun para teknolog kolonial yang handal dan dikonstruksi dengan begitu terencana. Alat-alatnya, seperti besi, semen putih dan generatornya, didatangkan dari Jerman. 
Mesin ini bekerja dengan menggunakan air Batang Lunto yang yang mengalir di samping bangunan. Air dialirkan dengan pipa-pipa besi ke dalam ruang bawah tanah di mana terdapat dapur (kitchen) berupa tangki untuk pemanasan agar memproduksi uap. Pemanasan dilakukan dengan membakar batubara. Sedangkan Sisa pembakaran dikeluarkan melalui cerobong asap dari semen setinggi 70 meter. 

Sesuai dengan judul yang diangkat tim Palanta Budaya pada kolom Jadoel edisi ke 5 ini adalah "Pembangkit Listrik Sawahlunto" berasal dari koleksi foto oleh halaman KITLV dengan judul asli "Ketelhuis in de elektrische centrale te Doerian bij Sawahloento", penulis mencoba menghubung kan foto yang di buat pada sekitar tahun 1915 dengan sejarah Masjid Nurul Agung yang dahulunya adalah bekas PLTU. Belum ada data valid tentang foto tersebut apakah peralatan pembangkit listrik tersebut adalah bagian dari peralatan pembangkit yang dulu nya berada di PLTU.
Untuk sementara  Penulis mempunyai dugaan yang kuat bahwa foto tersebut adalah PLTU yang berada di Mesjid Nurul Agung yang berlokasi di Kelurahan Kubang Sirakuak Utara Kecamatan Lembah Segar, karna arti dari Judul foto tersebut adalah "Boiler kamar di pembangkit listrik ke Durian di Sawahloento" yang menyatakan posisi pembangkit tersebut di daerah Sawahlunto untuk mengalirkan listrik ke daerah Durian yang masa itu juga jadi pusat pertambangan dan pemukiman masyarakat buru tambang.

Demikian lah yang dapat kami sajikan pada edisi ini, mungkin ada kritik dan saran guna memperbaik tulisan dan data dari kami, sehingga menjadi pengayaan bagi perkembangan Sejarah Kota Tua Sawahlunto


rujukan
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Nurul_Islam
http://www.padangkini.com/index.php?mod=wisata&id=3783




Minggu, 17 Februari 2013

The Harlem Shake

Nampaknya Popularitas gangnam style akan di gilas oleh Fenomena Tarian ala Harlem Shake. Oleh karrna itu, tim Palanta Budaya akan sedikit berbagi video kesuksesan beberapa versi The Harlem Shake Tarian Harlem shake asalnya bermula pada tahun 1981  kini kembali popular tahun 2013… makin banyak video harlem shake ni di post di youtube dengan bermacam-macam gaya.. Video yang diiringi music dari artis Baauer ini cuma berdurasi lebih kurang 30 saat.. Uniknya mereka yang menari dalam video ini akan memakai topeng dan pada permulaan video cuma beberapa orang akan menari, tetapi selepas musik semakin rancak kesemua orang dalam video turut akan menari tarian Harlem shake ini..

video 1 
















Video 2















Video 3















Masih banyak versi Harlem Shake Lainnya bertebaran di You Tube, silahkan anda nikmati sambil tersenyum.



Kamis, 14 Februari 2013

Pembinaan Group Sanggar Seni

para Pemain Musik Kroncong Sikalang
Sawahlunto sebagai Kota Multietnis yang telah berkembang sejak jaman kolonial Belanda Karna ditemukannya Harta Karun "Emas Hitam" di Perut Bumi Kota Arang ini, juga berdampak pada pengembangan Seni Budaya Daerah yang tumbuh dan berkembang di nagari nagari dan desa desa di Kota Sawahlunto. Kesenian yang hidup dan masih eksis seperti Salawat Dulang, Group Tari dan Musik Tradisional, Kesenian Kudang Kepang, Wayang Kulit, Musik Kroncong dan lainnya.

Pada kesempatan kali ini, beberapa orang dari Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto Serta tim Palanta Budaya berkesempatan melakukan Pembinaan langsung ke lapangan mengunjungi latihan rutin Group Kroncong Sikalang yang bermarkas di samping Kantor Desa Sikalang Kota Sawahlunto. Sesampai dilokasi kami langsung menemui beberapa orang yang telah duduk stand by menunggu kedatangan kami dan beberapa orang lagi personil mereka yang belum datang, sementara alat instrument sudah tersusun dengan rapi siap untuk di Petik.

diskusi Dinpar dan Pengurus Kroncong
"Kami latihan rutin disini setiap kamis malam" tutur bapak Eka salah seorang Vokalis di Group Kroncong Sikalang ini. Walaupun rata rata pemain berumur 50 hingga 60 tahun keatas, para musisi kroncong yang rata rata keturunan Jawa yang telah hidup dan berbaur di Kota Sawahlunto ini tetap semangat memainkan lagu lagu berirama kroncong yang telah mereka latih sebelumnya.

Pembinaan Group Sanggar Seni dan Budaya adalah salah satu Program kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto dalam rangka melestarikan dan mengembangkan Budaya Daerah dan juga sebagai dukungan visi Kota Sawahlunto menjadi Kota Wisata Tambang Berbudaya. (syukri)



Menengok Museum Goedang Ransoem di Sawahlunto

KOMPAS.com - WH de Greeve, seorang ahli geologi Belanda sekaligus ‘Sang Penemu’ batu bara di Sawahlunto tahun 1868 memperkirakan ada lebih dari 200 juta ton kandungan mutiara mitam atau batu bara di Sawahlunto.
Inilah yang memicu Pemerintah Hindia Belanda berikutnya menanamkan modal sekitar 5,5 juta gulden untuk membangun pemukiman dan fasilitas penambangan Ombilin.  Kemudian dibangunlah jalur kereta api Sawahlunto ke Teluk Bayur di Kota Padang (saat itu bernama Emma Haven) dan juga didatangkan peralatan penambangan langsung dari Jerman.
Museum ini berbeda dengan museum umumnya yang ada di Indonesia. Apa bedanya? Kita temukan cerita menariknya.
“Memahami masa silam untuk menata masa depan”. Itulah sebuah tulisan sarat makna terpampang tepat di samping pintu masuk Museum Goedang Ransoem. Tulisan tersebut seakan menjadi awal dibukanya pengetahuan baru bagi Anda saat berkunjung ke tempat luar biasa ini.
Museum Goedang Ransoem berlokasi di Jalan Abdul Rahman Hakim, Kelurahan Air Dingin, Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi museum ini sekitar 94 kilometer atau 2 jam perjalanan dengan kendaraan dari Kota Padang, Sumatera Barat.
Kota Sawahlunto dulunya dikenal sebagai penghasil batu bara terbesar di Nusantara. Dari kota inilah Pemerintah Hindia Belanda meraup keuntungan amat besar sebagai sebuah eksekusi nyata dari ‘penjajahan’. Akan ada kesan dan pengalaman berharga dari Sawahlunto bagi Indonesia untuk anak cucu di masa akan datang.
Museum Goedang Ransoem sendiri menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pertambangan di Sawahlunto. Koleksi museumnya berjumlah 150 buah, itu belum termasuk koleksi foto lama yang berjumlah lebih dari 250 buah.
Untuk melihat peralatan dapur mungkin hal biasa tetapi bagaimana bila Anda melihat koleksi peralatan dapur yang berukuran raksasa? Nah, Anda dapat melihatnya di Museum Goedang Ransoem.
Awalnya gedung Museum Goedang Ransoem adalah kawasan dapur umum bagi pekerja tambang yang dibangun tahun 1881. Tempat ini memiliki dua buah gudang besar dan tungku pembakaran (steam generator). Tempat ini mempekerjakan sekitar 100 orang karyawan dan setiap harinya memasak lebih dari 65 pikul nasi atau setara 3.900 kilogram nasi untuk pekerja tambang batubara (orang rantai), keluarga pekerja tambang (orang kawalan), dan pasien rumah sakit.
Menu makanannya saat itu adalah nasi, daging, ikan asin, telur asin, sawi putih dan hijau, serta kol. Makanan tersebut diberikan pada siang dan malam hari. Untuk sarapannya pukul 10 pagi berupa lapek-lapek, dibuat dari beras ketan merah dibubuhi kelapa serta gula merah dan dibungkus daun pisang. Untuk minumannya adalah teh.
Pada masa saat itu, menu makanan tersebut terbilang cukup baik mengingat Pemerintah Hindia Belanda berkepentingan agar pekerja tambang (pekerja kontrak dan pekerja paksa orang rantai) dapat produktif sehingga menghasilkan keuntungan besar untuk pemerintah. Saat ini Anda dapat melihat replika bentuk makanan tersebut di museum ini.
Bahan bakar memasaknya saat itu menggunakan sistem uap dimana tepat di bawah ruang masak terdapat ruang bawah tanah dengan pipa cerobong yang mengalirkan uap panas untuk 20 tungku. Uap panas ini berasal dari air panas yang direbus dengan menggunakan boiler di atas perbukitan yang dialirkan uapnya ke dapur.
Gedung Museum Goedang Ransoem sempat menjadi tempat aktivitas memasak untuk tentara dalam skala besar pada masa Pendudukan Jepang hingga Agresi Belanda II. Di masa revolusi kemerdekaan, kawasan ini digunakan sebagai tempat memasak makanan tentara.
Setelah kemerdekaan sempat digunakan sebagai kantor Perusahaan Tambang Batu Bara Ombilin, gedung SMP Ombilin (1960-1970), hunian karyawan Tambang Batu Bara Ombilin (sampai 1980), dan juga hunian masyarakat setempat hingga 2004.
Berikutnya pada 2005 kawasan ini dikonservasi dan ditata pemerintah Kota Sawahlunto untuk acara permuseuman hingga 17 Desember 2005 dibuka resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.
Harga tiket masuk museum ini adalah Rp 4.000 untuk dewasa, dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Jam aktif kunjungan museum ini adalah pada Selasa hingga Jumat 07.30-16.30, Sabtu dan Minggu 09.00-16.00.
Editor :
I Made Asdhiana



Rabu, 13 Februari 2013

Galery Info Box

Info Box terletak di kawasan Tangsi Baru. Bangunan ini oleh Pemda Kota Sawahlunto direkomendasikan sebagai Pusat Informasi sejarah tambang batubara Kota Sawahlunto. Awalnya Info Box adalah sebagai tempat stock field (penumpukan batubara) yang digali dari Lobang Tambang Batubara Mbah Soero. Tahun 1947 pada lokasi ini dibangun Gedung Pertemuan Buruh (GPB). Gedung ini berfungsi sebagai tempat hiburan sekaligus tempat bermain judi bagi para buruh pekerja tambang yang tinggal di sekitar kawasan Tanah Lapang dan Air Dingin, di sinilah para buruh tambang menghamburkan uangnya setelah mereka menerima upah.
Halaman Depan Gedung Info box


INFO BOX & LOBANG TAMBANG MBAH SOERO 
Tahun 1965 Gedung Pertemuan Buruh (GPB) berubah nama menjadi Gedung Pertemuan Karyawan (GPK). Pada masa ini gedung dimanfaatkan oleh Anggota Partai Komunis sebagai ruang pertemuan dan setiap minggunya Anggota Partai Komunis mengadakan bazar (pasar murah) dengan tujuan untuk merekrut anggota baru kedalam partai komunis dengan cara bagi siapa yang ikut berbelanja harus membuat tanda tangan yang berarti telah bergabung dalam partai komunis. Tahun 1970-an, gedung ini dialihfungsikan menjadi perumahan karyawan tambang batubara hingga tahun 2004 dan dari tahun 2004 hingga tahun 2007 menjadi hunian masyarakat.
Dengan adanya penelitian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar pada awal 2007 menyatakan bahwa bangunan GPB tidak termasuk dalam kategori Benda Cagar Budaya (BCB) yang dilindungi, maka bertolak dari hal tersebut bangunan akhirnya dirobohkan. Akhir 2007 dengan adanya dana subsidi Pengembangan Kekayaan Budaya Daerah dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia maka pada lokasi bangunan GPB dibangunlah gedung baru (Info Box) yang merupakan cikal bakal pendirian Museum Tambang Batubara Kota Sawahlunto.

SL_areal_infobox.jpg
AREAL LOBANG TAMBANG MBAH SOERO
Lobang Tambang Mbah Soero dulunya dinamakan Lubang Soegar. Lubang ini merupakan lubang pertama di kawasan Soegar yang dibuka oleh Kolonial Belanda pada tahun 1898. Pada lubang ini terdapat kandungan batubara yang paling bagus (kalori 7000) dibandingkan dengan daerah-daerah lain, seperti Sungai Durian, Sigalut, Parambahan, dan Tanah Hitam. Hal ini disebabkan karena kawasan Soegar terletak di lapisan patahan paling bawah dari permukaan Bumi.
Untuk membuka lubang ini Belanda mendatangkan buruh paksa dari berbagai penjara di Nusantara seperti Medan, Jawa, Sulawesi, dan Padang. Mereka dibawa dengan kapal melalui Emma Haven (Pelabuhan Teluk Bayur) dan selanjutnya menggunakan transportasi kereta api dari pelabuhan menuju Sawahlunto.
Sesampainya buruh ini di Sawahlunto, mereka dikirim ke penjara orang rantai yang khusus dibuat oleh Belanda untuk para buruh paksa (orang rantai). Mereka bekerja membuka lobang tambang Soegar dengan kaki yang dirantai, makanan seadanya, dan upah kecil. Namun tenaga mereka dikuras untuk menyelesaikan konstruksi lubang tambang.
Setelah lubang tambang selesai dibuka dengan 2 buah lubang angin (ventilasi udara) maka Belanda mulai melakukan eksploitasi batubara atau 'emas hitam' yang sangat berkualitas itu. Jumlah produksi batubara yang dihasilkan oleh orang rantai pada tahun 1892 sebanyak 48.000 ton. Kemudian dengan adanya lubang Soegar ini produksi batubara meningkat menjadi 196.207 ton pada tahun 1900. Hal ini membuktikan keberadaan lubang Soegar sangat berpengaruh pada produksi batubara.
Meningkatkanya produksi batubara juga mendatangkan penderitaan bagi buruh paksa. Nasib mereka sangat menyedihkan, rata-rata tiga kali setahun buruh paksa atau orang rantai mendapat hukuman cambuk. Selain perkelahian diantara sesama buruh untuk memperebutkan barang-barang langka seperti rokok dan uang yang menimbulkan tidak sedikit korban jiwa. Kejadian ini dibiarkan oleh mandor tambang dengan syarat jumlah produksi tidak kurang dari 6 ton/shift setiap kelompok.
Pada awal abad ke-20 orang Belanda mendatangkan mandor dari Jawa. Salah satunya Mbah Soerono yang lebih akrab dipanggil Mbah Soero. Mbah Soero diangkat menjadi mandor oleh Kolonial Belanda karena ilmu kebatinan yang dimilikinya. Ia ditugaskan untuk mengawasi penambangan di Lubang Soegar ini. Dalam kesehariannya ia dikenal sangat rajin bekerja, berperilaku baik dan taat beribadah.
Selanjutnya lubang ini ditutup pada tahun 1920-an karena adanya perembesan air dari Batang Lunto dan kadar gas metana yang terus meningkat. Kemudian pada tahun 2007 sesuai dengan Visi dan Misi Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya maka berbagai objek bekas tambang kembali dibenahi, salah satunya Lubang Soegar. Untuk penghargaan kepada mandor Mbah Soerono yang dipanggil sebagai pahlawan pekerja di masa buruh paksa (orang rantai), maka Lubang Soegar ini lebih popular (note: menurut KBBI 'populer', tapi juga muncul 'popularitas') di tengah masyarakat Sawahlunto dengan sebutan Lobang Tambang Mbah Soero.

Sumber: Brosur 'Lobang Tambang Mbah Soero: Pusat Informasi Tambang Batubara Sawahlunto'

Alamat:
Info Box - Galeri Tambang Batubara & Lobang Tambang Mbah Soero
Jl. Muhammad Yazid
Kota Sawahlunto
Telp. 0754-61725, 61985

Jam Kunjungan:
Senin - Minggu 9.00-17.30

Tiket:
Info Box: gratis
Lobang Mbah Soero: Rp 8.000,00
Transportasi Umum:
Bukittinggi ke Sawahlunto bisa dicapai dengan Emkazet (nama travel). Naik dari Terminal Aur Kuning. Ongkos Rp 16.000,00
Juga terdapat travel rute Sawahlunto-Padang (Rp 30.000,00)



Cara cepat mendapatkan backlink


Cara cepat mendapatkan backlink

Salam digital

Kali ini kita akan belajar cara unik mendapatkan backlink secara cepat atau lebih trendnya disebut arisan Backlink,  karena ini adalah sebuah arisan maka diperlukan kejujuran dan kesabaran untuk mendapat hasil dim kemudiaan hari, baiklah kita mulai saja inti dari tulisan ini, backlink akan sangat mempengaruhi traffic blog kita sehingga pengunjung  terus meningkat, akibatnya pasti page rank blog kita akan meningkat (makin ramping), caranya mudah anda tinggal meng copy artikel-artikel dibawah ini di blog anda :)

 
 
  1. http://zona-usaha.blogspot.com/
  2. http://oce-modifblog.blogspot.com/
  3. http://eko-wijayanto.blogspot.com/
  4. http://dorara-marii.blogspot.com/
  5. http://comtech-new.blogspot.com/
  6. http://blog.mybcshop.com/
  7. http://bundertown.blogspot.com/
  8. http://pojokandigital.blogspot.com
  9. http://kangmazwawan.blogspot.com/
  10. http://palantabudaya.blogspot.com/ 
Sekali lagi kita membutuhkan kesabaran dan sebuah  keuletan, silahkan copy artilel ini dan postigkan di blog anda, jangan sampe salah urrutannya, satu yang mesti  anda lakukan hapus blog di urutan ke 1 sehingga bblog dibawahnya otomatis akan naik satu tingkat ke atas dan anda wajib melatakkan alamat blog anda di urutan ke 10
Jika anda melakukan dengan benar maka setiap duplikasi dari para blogger yang mengikuti permainan akan mendapatkan backlink dengan jumlah : 

Ketika posisi anda 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3.125
Posisi 4, jml backlink = 15.625
Posisi 3, jml backlink = 78.125
Posisi 2, jml backlink = 390.625
Posisi 1, jml backlink = 1.953.125

Sekali lagi ini hanya salah satu cara yang instan, sempatkan juga membuka semua  blog-blog tersebut diatas walau hanya beberapa menit, yang terpenting saat anda dalam melakukan copas jangan sampe link nya hilang atau tertukar urutannya :)

Semoga anda termasuk blogger yang memiliki kesabaran

Sekali lagi sebarkan atau copy paste kan artikel ringan ini kepada teman-teman blogger anda



Selasa, 12 Februari 2013

Jadoel #4 - Apotek Rumah Sakit Ombilin

Aktivitas di Apotik Rumah Sakit Ombilin 1925
Perkembangan Kota Sawahlunto yang dimulai sejak ditemukannya Deposit batu bara yang mulai di eksploitasi sejak tahun 1876 oleh salah seorang ahli geologi German bernama Ir. Willliamg De Greve, dari tahun ke tahun melengkapi sarana dan prasarana kehidupan sosial di Kota ini, seperti Rumah Sakit dan Apotik serta mendatangakan Tenaga kesehatan dan tenaga Medis lainnya dan juga obat obatan dari negri Belanda.

Pada kesempatan Kolom Jadoel ke 4, tim Palanta Budaya kembali mencoba menurunkan sebuah foto lama seputar kota Sawahlunto ini yang kali ini menngambarkan aktivitas di Apotek Rumah Sakit Ombilin Kota Sawahlunto sekitar tahun 1925. nampak dibagian depan beberapa orang sedang menyiapkan obat obat yang diperkirakan adalah untuk para pekerja buruh kontrak dan para mandor pertambangan, dibelakang nampak seorang wanita bule bisa jadi tenaga apotekr dari Belanda sebagi Kepala Apotik Rumah Sakit Ombilin Pada Saat itu.

Judul Asli Foto ini adalah "Apotheek van het Ombilinmijnen-hospitaal te Sawahloento" artinya Apotik Rumah Sakit Ombilin di Sawahlunto, Pemilik Foto adalah Kehrer, F.F.W. Foto ini di Akuisisi kembali oleh KITLV pada tanggal 08/09/2000 dengan ukuran 11,5x17,5 cm. Foto ini adalah Souvenir dari salah seorang staf Rumah sakit Ombilin yang diberikan pada saat Perpisahan Seorang dokter yang bernama Dr. J.K.W. Kehrer pada tanggal 28 Januari 1927.


Demikianlah Kolom Jadul edisi ke empat yang dipersembahakan tim Palanta Budaya ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita bersama tentang sejarah dan perkembangan Kota Sawahlunto dari masa ke masa. (syukri)

Sumber foto dan informasi disini



Homestay Erita

Ruang Tengah

Bagian Teras

Kamar Tidur
Pemilik                 : Erita
Jumlah Kamar      : 1
Kapasitas             : 2 Orang
Alamat                 : Dusun Kundi, Talawi Mudik
No Hp/Telp         : 0754 - 410324



Homestay Elvi Sumantri

Kamar Tidur
Ruang Makan




Halaman Depan Home Stay

Pemilik                : Elvi Sumatri
Jumlah Kamar     : 2
Kapasitas            : 4 Orang
Alamat                : Dusun Sago Talawi Mudik
No Hp                : 081363203425



Senin, 11 Februari 2013

Tour de Singkarak 2013

Tour de Singkarak 2013 akan diselenggarakan selama tujuh hari mulai dari tanggal 3 sampai 9 Juni 2013. Edisi kelima Tour de Singkarak ini akan melibatkan 9 kabupaten dan 7 kota di Sumatera Barat dengan menempuh jarak sepanjang 1.000 kilometer. 14 kabupaten dan kota yang terlibat dalam Tour de Singkarak edisi sebelumnya akan kembali dilintasi pada edisi kali ini ditambah dengan dua kabupaten lagi yang akan melalui proses survei terlebih dahulu.[1] Etape pertama akan diadakan pada 3 Juni 2013 dengan mengambil lokasi start di depan taman Jam Gadang dan etape terakhir akan dilangsungkan sepenuhnya di Padang.[2][3]
Pembukaan Tour de Singkarak 2013 dijadwalkan akan dilaksanakan di Bukittinggi pada 1 Juni 2013. Hal ini dilakukan agar para peserta mempunyai waktu luang selama satu hari untuk menikmati keindahan alam Sumatera Barat sebelum bertanding.[4]

Pra-balapan

Latar belakang

Jam Gadang, menara jam setinggi 26 meter yang didirikan pada 1926
Tour de Singkarak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 dengan lama penyelenggaraan lima hari. Pada edisi pertama, Tour de Singkarak dibagi atas empat etape sejauh 459 km dengan melewati tujuh kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Jumlah ini terus bertambah dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur penunjang balapan, terutama jalan raya. Pada edisi kedua, jumlah etape dan jarak tempuh Tour de Singkarak meningkat menjadi enam etape dengan melibatkan sepuluh kabupaten dan kota. Sejak edisi ketiga, lama penyelenggaraan Tour de Singkarak terus berlangsung selama tujuh hari dengan melombakan tujuh etape.
Dengan menjamahi keindahan alam dan kekayaan budaya di Sumatera Barat, Tour de Singkarak telah menjadi salah satu agenda tahunan dalam mengangkat potensi pariwisata Indonesia khususnya di Sumatera Barat kepada wisatawan mancanegara.[2] Diikuti oleh berbagai negara sejak kali pertama penyelenggaraannya, Tour de Singkarak telah menjadi agenda resmi tahunan Persatuan Balap Sepeda Dunia (Union Cycliste Internationale) untuk wilayah Asia. Dengan parameter yang sama digunakan untuk mengukur Tour de France di Perancis, Tour de Singkarak tercatat sebagai ajang balap sepeda dengan jumlah penonton terbanyak kelima di dunia.
Pada tiga edisi terawal, Tour de Singkarak selalu diawali dengan etape pertama di Kota Padang dan mengambil tempat di dermaga Danau Singkarak, Kabupaten Solok sebagai tempat penutupan. Namun, sejak edisi keempat, etape pembukaan tidak lagi dilangsungkan di Padang melainkan dipindahkan ke kota lain. Pada Tour de Singkarak 2013, etape pertama direncanakan akan diadakan di Kota Bukittinggi dan berakhir di Padang.[5]

Dampak

Dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf), jumlah tamu yang menginap di Sumatera Barat selama 2012 mengalami peningkatan dari 988.420 orang pada tahun 2011 menjadi 1.111.176 orang atau naik 12,4%. Dari angka tersebut, wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung meningkat 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya.[6] Lebih lanjut Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno memaparkan, terjadi peningkatan jumlah wisman yang datang langsung ke Sumatera Barat melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Pada 2011, jumlah wisman yang datang langsung melalui BIM mencapai 11,3% dan pada 2012 sekitar 7,1%. Jumlah ini melebihi rata-rata nasional: 9,2% pada 2011 dan 5,2% pada 2012. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat menambahkan, dampak positif Tour de Singkarak lainnya terlihat dari beberapa indikator di antaranya pertumbuhan investasi hotel yang positif. Selain itu, beberapa maskapai penerbangan seperti Tiger Airways dan Mandala Airlines saat ini telah membuka rute langsung untuk Padang–Singapura.
Di Bukittinggi terjadi pertambahan hotel berbintang; setidaknya saat ini telah ada empat hotel berbintang. Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis mengaku, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Bukittinggi pada tahun 2012 mengalami peningkatan 99% dibandingkan tahun sebelumnya.[7] Ismet menambahkan, sejak adanya Tour de Singkarak, banyak komunitas sepeda bermunculan di Bukittinggi.

Persiapan

Saat ini pihak Kemenparekraf telah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi Sumatera Barat, kepolisian daerah, hingga ke tingkat pemerintah kota dan kabupaten beserta pihak terkait lainnya untuk membahas berbagai persiapan Tour de Singkarak 2013.[3] Pada 7 Februari 2013, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menggelar rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan Tour de Singkarak 2013 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Rapat ini dihadiri seluruh bupati dan wali kota di Sumatera Barat yang daerahnya terlibat pada penyelenggaraan Tour de Singkarak 2013. Dalam rapat ini, Sapta Nirwandar selaku excecutive chairman Tour de Singkarak didampingi Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim memastikan rute Tour de Singkarak 2013 akan diperpanjang dari sebelumnya. Total hadiah yang diperebutkan adalah sejumlah Rp1,2 miliar, naik dibandingkan edisi lalu yang sebesar Rp1 miliar.[8]

Etape

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat sempat mengusulkan tiga kabupaten tambahan untuk dilalui pada Tour de Singkarak 2013, yaitu Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan, dan Pasaman Barat.[2][9] Akan tetapi, setelah dilakukan kajian oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (mulai dari tempat penginapan, panjang rute, dan kelayakan jalan), hanya dua kabupaten saja yang akhirnya ikut disertakan, yaitu Kabupaten Solok Selatan dan Pasaman Barat.[1] Adapaun penentuan etape akan ditetapkan setelah melalui survei dengan mempertimbangkan unsur keamanan, keindahan alam, dan tantangan yang akan dilalui.
Meskipun etape yang dilombakan belum ditentukan, beberapa daerah yang dilalui pada etape-etape Tour de Singkarak telah menyiapkan lokasi start dan finish etape. Padang Panjang, yang tahun lalu hanya menjadi lokasi start, mengusulkan start dimulai dari Lapangan Khatib Sulaiman di Banca Laweh dan finish di depan Gedung BRI Padang Panjang, satu-satunya jalur lurus yang cukup panjang di kota ini.[10]

Peserta

Kemenparekraf menargetkan 25 negara ikut menjadi peserta. Saat ini telah ada beberapa negara yang telah mengonfirmasi ketertarikannya untuk menjadi peserta, seperti Australia, Jepang, China, dan Malaysia.[4]

Referensi

  1. ^ a b "Tour de Singkarak 2013: Keseruan Lomba Balap Sepeda dalam Bingkai Pariwisata". Indonesia Travel. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Diakses pada 24 Januari 2013.
  2. ^ a b c "Tour de Singkarak 2013 Lintasi 16 Kabupaten dan Kota". ANTARA. 11 Desember 2012. Diakses pada 24 Januari 2013.
  3. ^ a b "TdS V, Bukittinggi Start dan Finish". Padang Ekspres. 4 Januari 2013. Diakses pada 24 Januari 2013.
  4. ^ a b "Bukittinggi Jadi Lokasi Start Tour de Singkarak 2013". Okezone.com. 28 Desember 2012. Diakses pada 24 Januari 2013.
  5. ^ Helena Fransisca Nababan (7 Februari 2013). "7 Etape Menanti Para Pebalap". Kompas. Diakses pada 8 Februari 2013.
  6. ^ "Tour de Singkarak Bikin Turis Penasaran Tentang Sumbar". Detik.com. 7 Februari 2013.
  7. ^ Ni Luh Made Pertiwi F (7 Februari 2013). "Bukittinggi Menjadi Titik Start TdS 2013". Kompas. Diakses pada 8 Februari 2013.
  8. ^ Helena Fransisca Nababan (7 Februari 2013). "Tour de Singkarak 2013 Perebutkan Hadiah Rp 1,2 Miliar". Kompas. Diakses pada 8 Februari 2013.
  9. ^ "2013, Event Tour de Singkarak Bakal Lewati Pasaman". Padang Media. 23 September 2012. Diakses pada 24 Januari 2013.
  10. ^ "Padangpanjang Siap jadi Tuan Rumah TdS 2013". Padang Ekspres. 16 Januari 2013. Diakses pada 24 Januari 2013.

Sumber wikipedia




Hotel Ombilin

Hotel Ombilin Heritage
Jl. M Yamin Pasar Remaja Sawahlunto
Telp/Fax : +62 0754-61184 /0754-61871
Email : h_ombilin@yahoo.co.id

Room Rate of Hotel Ombilin
- Family room : Rp.502.150,-
- Superior : Rp.447.700,-
- Ombilin Suite : Rp 266.200,-
- VIP : Rp 186.340,-
- Extra Bed : Rp. 84.700,-
Prices include breakfast

Meeting Room : Rp. 750.000,- ( Max 8 hours )
Meeting Room Garden : Rp.2.000.000,- ( Max 8 hours )
* All prices subject to change without notice










Jumat, 08 Februari 2013

Parai City Garden Hotel Sawahlunto

Add caption
Profile

Fasilitas Hotel
  • Pelangi Restorant yang buka 24 jam dengan kapasitas 60 orang
  • Sidney lounge Buka dari pk. 08.00 - 00.00 with live music
  • Wi-Fi
  • Ruang Pertemuan kapasitas 30 dan 75 orang
  • Ball Room ( aula) dengan kapasitas 400 orang yang berjarak 500 M dari hotel.
Selain fasilitas tersebut, terdapat juga Objek Wisata diantaranya : Pacuan
Kuda, Water Boom, Wisata Kandih dan beberapa tempat wisata yang dalam tahap membangunan.
 
 
Menuju Hotel 
 
  1. Transportasi yang digunakan dari Jakarta (Bandara Sekarno Hatta) dapat melalui jalur udara yaitu dengan Pesawat Garuda, Sriwijaya Air, dan Lio Air.
  2. Dari Bandar Udara Minangkabau (Padang) menuju hotel dapat menggunakan kendaraan
  • BUS DAMRI ( Rp. 20.000,-) turun di Taman Imam Bonjol Nyambung Angkot Ke Simp. ARU (Rp. 2000,-)
  • dari Simp. ARU naik Mini Bus JASAMALINDO ke Sawahlunto (Rp. 15.000,)  
  • BUS DAMRI (Rp. 20.000,-) turun di Taman Imam Bonjol Nyambung Travel  BARAWISATA ke Sawahlunto  (Rp. 30.000,-)
  • Menggunakan Travel PARAWISATA jika kurang dari 5 orang (Rp. 250.000,-) jika lebih dari 5 orang maka di kenakan                 biaya / ongkos per orang ( Rp. 50.000,-)
Mengenai waktu jika menggunakan travel lansung dari Bandara  International Minangkabau memakan waktu lebihkurang 3 jam
tetapi jika menggunakan transportasi yang rutenya tidak lansung (nyambung angkutan) tidak dapat ditentukan waktunya.
 
 
 
Nama Perusahaan
Parai City Garden Hotel Sawahlunto

Alamat
Jl. Bagindo Azizchan. Sawahlunto, Sumatera Barat 27411

Kontak
T: (0754) 62 888 SMS: 0821 71149 888

Email
rindu.eljohn@yahoo.com

Website
 



Jadoel #3 - Sawahlunto dengan di Latar Belakang Kereta Api

Sawahloento met op de achtergrond de spoorlijn

Pada kesempatan ini di Kolom "Sawahlunto Jadoel" edisi 3, tim Palanta Budaya akan menurunkan sebuah foto Lama lagi sebagaimana yang telah terbit sebelumnya dengan judul Jadoel #1 - Kantor PT.BA dan Jadoel #2 - Stasiun Kereta Api Muaro kalaban, yang mana kemudian akan terus kami update foto foto jadul Seputar Sawahlunto lainnya.

Pada bagian tengah Foto dapat kita lihat bangunan ala Belanda yang saat ini bernama Gedung Kantor PT.Ba Upo Ombilin, dulunya gedung ini akrab disebut  dengan nama "Ombilin Meinen". dari dulu hingga sekarang fungsinya masih sama sebagai kanto utama pertambangan.

Jika dilihat lagi di bagian tengah atas foto bertepatan dengan Gedung Kantor PT.BA Upo, di situlah posisi Stasiun Kereta api sebagai moda pengangkut Batu Bara yang ditambang dari Sawahlunto dibawa menuju Pelabuhan Teluk Bayur yang dulu bernama "Emmahaven" yang kemudian emas hitam tersebut di ekspor keberbagai negara Eropa.

"Sawahloento met op de achtergrond de spoorlijn" itu lah judul Asli foto ini yang kami kutip dari halaman KITLV (info dan alat detail klik disini), diperkirakan foto ini di buat sekitar tahun 1910 an oleh salah seorang yang tidak diketahui namanya berasal dari Antiquariaat Minerva / Den Haag. Posisi pengambilan foto ini di seputaran Gunuang Timbago.

Sekian dulu sedikit ulasan kami pada Kolom "Sawahlunto Jadul" edisi 3 ini, nantikan edisi selanjutnya dengan foto foto jadul yang mungkin belum pernah anda temui. kami juga menerima saran dan kritik dengan lapang hati tentang tulisan atau deskripsi dari foto ini. terima kasih. (syukri)




Senin, 04 Februari 2013

Tips cara-cara perawatan baterai untuk kamera

Baterai adalah aksesoris yang cukup sepele, tapi juga penting karena berkaitan langsung dalam memotret. Berikut tips cara perawatan dan mengoptimalkan kinerja dan daya tahan baterai. Tips ini juga berlaku untuk baterai untuk elektronik lain seperti ponsel.
  • Saat pertama kali membeli baterai kamera, charge baterainya sampai penuh sebelum memakainya.
  • Di suhu yang rendah/kondisi dingin, daya baterai akan berkurang sedikit demi sedikit, lawan ini dengan menyimpannya di tempat yang hangat, misalnya simpan di kantong dekat dengan badan.
  • Lepaskan baterai dari kamera atau charger saat tidak dipakai, jika dipasang di kamera, daya akan pelan-pelan berkurang.
  • Simpanlah di suhu sekitar 15-25 derajat Celcius, hindari kondisi yang terlalu panas atau dingin.
  • Jangan charge baterai yang sudah penuh
  • Baterai biasanya cuma bisa dicharge sebanyak 300-500 kali, setelah itu, baterai aus ditandai dengan penurunan daya yang cepat meskipun sudah di charge penuh. Saat itu baterai perlu diganti.
  • Kalau disimpan dalam jangka waktu yang sangat lama, usahakan mengunakan baterai sampai habis, kemudian di charge sekitar 15 menit setiap 6 bulan sekali.
  • Pakailah baterai sampai benar-benar habis sebelum charge. Kinerjanya akan lebih baik dan tahan lebih lama.
  • Baterai bisa didaur ulang, jadi jangan buang di tempat sampah biasa.
  • Baterai buatan pihak ketiga biasanya kinerja tidak setinggi yang asli, umurnya juga, tapi harganya murah. Cocok untuk hemat atau cadangan.
sumber : disini



Lubang Tambang Mbah Soero

Loebang Tambang Mbah soero (foto : Syukri)




Wisata tambang adalah trade mark nya Sawahlunto yang mulai di gali pada tahun 1989 oleh para pekerja tambang yang di datangkan dari berbagai penjuru nusantara bisa di sebut dengan orang rantai. karna mereka adalah penjahat dari berbagai jenis kriminlitas mulai dari tahan perang, tahanan politik dan juga perampokan maupun pembunuhan. di saat bekerja kaki mereka di rantai agar tak melawan dan melarikan diri saat melakukan pekerjaan penambangan. Loebang ini ditutup pada tahun 1930 karena karena rembesan batang lunto hingga menutupi lubang.
Kemudian lubang ini kembali di buka pada tahun 2007 untuk kebutuhan Pariwisata dan di Loebang mbah Soero salah satu nya Loebang tambang tertua di Sawahlunto terletak di Patahan Soegar, yang lokasinya saat ini tidak begitu jauh dari Alun Alun Kota Sawahlunto biasa di sebut Lapangan Segitiga atau Lapseg, bisa di tempuh kurang dari 5 menit dengan jalan kaki, dan juga sekitar 200 meter dari Museum Goedang Ransum.

Suasana dalam loebang tambang mbah soero
Sedikit Pengantar tentang Loebang Mbah Soero

 Di areal ini juga terdapat gedung Galery Info Box yang merupakan sarana informasi Pariwisata Kota Sawahlunto Khususnya mengenai objek wisata Loebang Mbah Soero. terdapat foto koleksi aktivitas tambang, alat perlengkapan tambang yang menyajikan bagaimana aktivitas pertambangan jaman dahulu hinggi kini.

PROSEDUR DAN KETENTUAN MASUK LOBANG TAMBANG MBAH SOERO
  • Membeli tiket masuk di Gedung Info Box Galeri Tambang Batu Bara Sawahlunto.
  • Menitipkan Barang Bawaan (tas, korek api/pemantik, makanan/minuman, alas kaki)
  • Menggunakan peralatan pengamanan yang disediakan (helm, sepatu dan kostum)
  • Masuk Lobang Tambang didampingi pemandu/petugas (rombongan max 20 orang)
  • Selama dalam Lobang Tambang dilarang :
    • Menyentuh Material Lobang Tambang
    • Mengambil Material Batu Bara
    • Memisahkan diri dari pemandu rombongan
    • Perempuan dalam keadaan Haid/datang bulan dilarang memasuki lobang tambang.



Action siap menuju Lobang Tambang Mbah Soero setelah memakai pengaman yang di sediakan, Sepatu dan Helm

Alamat:
Info Box - Galeri Tambang Batubara & Lobang Tambang Mbah Soero
Jl. Muhammad Yazid
Kota Sawahlunto
Telp. 0754-61725, 61985

Jam Kunjungan:
Senin - Minggu 9.00-17.30

Tiket:
Info Box: gratis
Lobang Mbah Soero: Rp 8.000,00
Transportasi Umum:
Bukittinggi ke Sawahlunto bisa dicapai dengan Mobil Emkazet, Silvia, Jasa Malindo (nama travel). Naik dari Terminal Aur Kuning. Ongkos Rp 18.000,00
Padang Ke Sawahlunto naik mini bus dengan merk Jasa Malindo dan Afmoment ongkos Rp. 18.000,-
Juga terdapat travel rute Sawahlunto-Padang (Rp 30.000,00)
Monumen Orang Rantai, seorang Mandor sedang mengawasi para pekerja tambang yang sedang mendorong gerobak berisi Batu bara yang di bawa keluar dari dalal tambang setelah proses penggalian.

Posisi di Level satu, ke arah kanan ada kode menuju ke level 2, yanerlg sedang proses pembukaan areal. sedangkan di didepan terpasang sebuah papan insturksi keterangan bahwa jalur tersebut di tutup, tulisan dapat dilihat pada foto di bawah ini.
isi tulisan "DIBELAKANG TEMBOK BETON INI TERDAPAT RUANGAN BERUKURAN 4X6 METER. ATAS PERMINTAAN PARANORMAL DAN MASYARAKAT SENGAJA DITUTUP KARENA DIYAKINI TEMPAT PELETAKAN TUMBAL". Kalau coba di analisa secara logika, memang beton ini tidak boleh di buka, karna terowongan ini diperkirakan tembus dengan aliran batang lunto, yang akan dapat menyebabkan masuknya air dan akan menggenangi seluruh kawasan loebang mbah soero.

Disini dapat dilihat informasi tentang cara mengumpulkan rembesan air yang kemudian di sedot keluar arelah tambang, "SISTEM PENIRISAN TAMBANG BERFUNGSI SEBAGAI DRAINASE UNTUK MENGALIRKAN AIR KE SATU TITIK DAN KEMUDIAN DI POMPAKAN KELUAR TAMBANG.

Petunjuk menjuj level kedua loebang tambang mbah soero, sampai saat ini baru bisa di lewati hanya sampai level 1
jalan menuju level 2 masih dalam tahap pengerjaan
Pintu keluar Lobang Mbah Soero, terdapat di Seberang jalan Pintu Masuk.

Sebelum masuk lobang atau goa, perhatikan dulu rambu rambu larangan barang yang tidak boleh di bawa kedalam Lobang Tambang Mbah Soero
MAPS/Peta Lokasi Lubang Mbah Soero

View Larger Map



Radio Cimbuak.net